Museum Trinil Ngawi: Info Jam, Harga Tiket hingga Koleksi Fosil Zaman Purba

Museum Trinil Ngawi: Info Jam, Harga Tiket hingga Koleksi Fosil Zaman Purba

Neshka Rizkita - detikJatim
Rabu, 24 Jan 2024 12:30 WIB
museum trinil
Museum Trinil Ngawi. (Foto: Sugeng Harianto/file detikJatim)
Ngawi -

Kabupaten Ngawi adalah salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki museum fosil. Ialah Museum Trinil Ngawi.

Museum ini memamerkan fosil Pithecanthropus Erectus dan banyak lagi lainnya yang berasal dari zaman purba. Jadi bisa wisata sambil belajar nih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Museum Trinil

Dilansir situs resmi Kemdikbud, Museum Trinil terletak di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Lokasinya sekitar 15 km dari Kota Ngawi menuju Solo.

Museum Trinil merupakan salah satu situs manusia purba terpenting di Pulau Jawa. Bahkan, situs ini menjadi primadona karena temuan yang menghebohkan dunia, yaitu bukti evolusi manusia purba yang banyak dibicarakan para paleontolog, geolog, dan arkeolog.

ADVERTISEMENT

Trinil meliputi tiga desa, yaitu Desa Kawu, Desa Gemarang, dan Desa Ngancar. Sejak fosil manusia purba ditemukan Eugene Dubois pada 1891 dan 1892, tempat ini menjadi salah satu situs manusia purba yang paling penting di Pulau Jawa.

Penemuan situs ini bermula saat Eugene Dubois naik kapal SS Prince Amalia ke Sumatera pada 29 Oktober 1877. Selama dua tahun, ia mengeksplorasi gua-gua di Sumatera, tetapi tulang yang ia temukan tidak sesuai harapan.

Setelah mendengar temuan Manusia Wajak di Tulungagung oleh BD van Rietschoten pada 24 Oktober 1899, dia beralih ke Jawa. Eugene Dubois tertarik pada endapan Sungai Bengawan Solo di Pulau Jawa, yang dia pikir memiliki sejarah kehidupan selama jutaan tahun.

Temuan ini kemudian disebut Eugene Dubois sebagai Pithecanthropus Erectus, yang berarti manusia kera yang berjalan tegak. Seorang pribumi bernama Wirodiharjo mengikuti ekskavasi Eugene Dubois di Trinil.

Sejak tahun 1967, Wirodiharjo ingin mengumpulkan atau melestarikan fosil yang ditemukan di tepian Sungai Bengawan Solo. Setelah menemukannya, fosil tersebut kemudian disimpan di rumahnya hingga mencapai sepertiga dari rumahnya.

Wirodiharjo dikenal sebagai Wirobalung karena hobinya mengumpulkan balung buto atau fosil manusia kuno. Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi kemudian membangun museum kecil untuk menyimpan barang fosil Wirodiharjo pada 1980 dan 1981.

Sementara untuk mengingat temuan fosil Pithecanthropus Erectus, didirikan monumen dan dibangun Museum Trinil. Pada 20 November 1991, Gubernur Jawa Timur Soelarso meresmikannya dalam peringatan 100 tahun penemuan.

Daya Tarik dan Koleksi Museum Trinil

Kawasan Museum Trinil adalah tempat penemuan fosil Pithecanthropus Erectus. Selain itu, Museum Trinil salah satu tempat wisata paleontologi yang sangat penting bagi pelajar dan peneliti.

Kawasan museum ini luas. Sebuah gapura akan menyambut pengunjung saat tiba di halaman museum. Di belakang gapura terdapat patung gajah purba yang besar dan menarik perhatian karena gadingnya yang panjang dan besar.

Patung ini sering digunakan untuk swafoto para pengunjung museum karena bentuknya yang unik. Museum Trinil sendiri menyimpan monumen fosil Pithecanthropus Erectus dengan tanda P.e 175 m. Adapun beberapa koleksi Museum Trinil sebagai berikut.

1. Cranium & Cornu Bibos Palaeosundaicus

Fosil Cranium Bibos Palaeosundaicus lengkap dengan cornu atau tanduknya. Masih terdapat molar atas baik sisi kiri atau kanan. Namun, kedua ujung tanduknya sudah patah.

Pada bagian tanduk sebelah kiri terdapat tiga tempat penyambungan. Tanduk tersebut disambung menggunakan campuran lem dan tanah yang warnanya berbeda atau kontras dengan warna fosil.

2. Ulna Dextra Panthera Tigris

Fosil Ulna Panthera tigris atau tulang hasta harimau yang bisa dibilang masih utuh. Hanya ada pecahan sedikit pada bagian proximal atau atas dari fosil tersebut.

Fosil dalam keadaan keras dan kuat. Jika dilihat tekstur pori-porinya menunjukkan sudah terfosilisasi dengan sempurna, dan kemungkinan terfosilisasi di sungai.

3. Cranium dan Cornu Bubalus Palaeokerabau

Fosil berupa tengkorak kerbau dengan tanduk kanan dan kiri. Tanduk mempunyai penampang melintang segitiga dengan permukaan atas yang rata dan arah lengkung ke belakang.

Sebagian tengkorak hilang, mulai dari bagian frontal hingga maxilla atau rahang atas. Masih terdapat sedimen berupa konkresi lempung kerikilan pada bagian tengkorak.

4. Fr. Ivory Stegodon Trigonocephalus

Kondisi gading gajah dalam keadaan hampir utuh dari bagian pangkal hingga ujung. Setelah dilakukan konservasi, gading gajah telah disambung dan terpotong menjadi enam bagian. Masih terdapat beberapa matrik atau lapisan tanah yang menempel pada gading.

5. Fr. Cangkang Tridacna Gigas

Fosil berupa satu buah cangkang yang tidak berpasangan. Bagian yang tersisa berupa umbo dan scutes. Material fosil berupa karbonatan yang menandakan pengendapan di lingkungan laut.

Jam Operasional dan Harga Tiket

Museum Trinil Ngawi beroperasi setiap hari kecuali Senin. Jam bukanya sejak pagi hingga sore. Berikut jam operasional Museum Trinil selengkapnya.

  • Senin (Tutup)
  • Selasa: 08.00-15.30
  • Rabu: 08.00-15.30
  • Kamis: 08.00-15.30
  • Jum'at: 08.00-15.30
  • Sabtu: 08.00-15.30
  • Minggu: 08.00-15.30
  • Tanggal merah: 08.00-15.30

Harga tiket masuk Museum Trinil Ngawi sangat terjangkau. Harga tiket masuk dibanderol Rp 1.000 untuk anak-anak dan pelajar, sementara orang dewasa Rp 3.000.

Itulah informasi mengenai Museum Trinil Ngawi. Semoga artikel ini bermanfaat ya sobat detikers!




(irb/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads