Museum Radjiman Wedyodiningrat tampak sepi dan pagarnya ditutup. Pengunjung harus izin ke penjaga jika ingin masuk.
"Ada yang jaga nanti bisa izin tanya pasti boleh," ujar Wakil Bupati Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko kepada detikJatim, Kamis (1/6/2023).
Mas Antok, sapaan Wakil Bupati Ngawi, meminta pengunjung untuk menjaga dan tidak coret-coret apapun di area museum. Agar peninggalan dr Radjiman tetap lestari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemkab Ngawi sangat mendukung pemerintah desa agar melakukan pengembangan terhadap rumah dr Radjiman sebagai wisata sejarah. Tentu saja pemerintah daerah akan melakukan support terhadap kediaman ini yang saya kira memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi," kata Antok.
"Beliau adalah pimpinan sidang Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan Indonesia yang berperan dalam rangka untuk menentukan dasar negara kita Pancasila. Sehingga hari ini 1 Juni jadi Hari Lahir Pancasila," imbuh Mas Antok.
Menurut kabar yang beredar, museum ditutup karena banyak pelajar yang usil, seperti melakukan coret-coret. Museum ini berada di Dusun Paldaplang, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
"Sepi sekarang pintu gerbang digembok karena banyak pelajar usil. Dulu dibuka kalau siang," kata Waluyo (50), warga setempat.
Rute ke Museum Radjiman Wedyodiningrat
detikers dari luar kota bisa lewat tol turun di exit Tol Sragen Timur atau arah Mantingan. Dari exit Tol Sragen Timur belok kanan ke atah Mantingan sekitar 10 km, tepatnya ke arah SMAN 1 Widodaren.
Dari SMAN 1 Widodaren terus ke selatan sekitar 4 km. Jika takut kesasar bisa tanya warga arah Museum Kanjengan (rumah kediaman) dr Radjiman Wedyodiningrat. Dari Ngawi kota berjarak sekitar 40 km arah barat, hampir berbatasan dengan Jawa Tengah.
Sekilas tentang Radjiman Wedyodiningrat
Dr Radjiman merupakan Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada sidang BPUPKI, 29 Mei 1945, ia bertanya soal dasar negara Indonesia setelah merdeka.
Pertanyaan tersebut dijawab Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban tersebut kemudian ditulis Radjiman di kediamanannya, Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Yang kemudian menjadi dokumen bukti Bung Karno sebagai pencetus Pancasila.
(sun/fat)