Asa Warga Pesisir Surabaya Gantungkan Hidup pada Pesona Wisata hingga Alam

Nabila Meidy Sugita, Savira Oktavia - detikJatim
Senin, 25 Des 2023 08:30 WIB
Nelayan di pesisir Kenjeran Surabaya (Foto: Nabila Meidy Sugita/detikJatim)
Surabaya -

Pesisir Surabaya kini menjadi salah satu primadona objek wisata alam yang dimiliki Kota Pahlawan. Wisata pesisir Surabaya ini membentang dari utara hingga barat Surabaya. Wisata pesisir di utara dapat dijumpai di Kenjeran, sedangkan wisata pesisir di barat Surabaya dapat ditemui di Romokalisari.

Di balik keindahan alam pesisir yang ditawarkan untuk pengunjung, ternyata masih ada yang perlu diperhatikan Pemkot Surabaya. Persoalan ini bukan hanya tentang peningkatan potensi wisata, tetapi juga kesejahteraan warga sekitarnya, warga pesisir.

Warga pesisir bukan lagi sekadar kelompok masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, tetapi hampir seluruh dari mereka juga mendulang rupiah di sana.

Ditemui detikJatim, para warga menyampaikan harapannya kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Harapan warga pesisir ini bukan sekadar angin kosong, tetapi harapan ini mereka sampaikan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama, termasuk untuk kenyamanan pengunjung.

Tim detikJatim menghimpun asa warga pesisir Surabaya untuk Pengembangan Wisata Pesisir Kenjeran dan Romokalisari:

1. Penyedotan Lumpur dan Pemecah Ombak

Para nelayan di wilayah pesisir utara Surabaya, atau di pesisir Kenjeran mengisahkan keluhannya selama ini. Ketua KUB Sekarwangi wilayah Cumpat RW 2 Kelurahan Kedung Cowek, M. Mahfud menyebut, persoalan utama bagi para nelayan ialah terhambatnya akses menangkap ikan, karena laut dipenuhi oleh lumpur.

"Kalau nelayan sekarang ini sih untuk hambatan aktivitas untuk jalannya akses setiap hari kan dulu nggak ada lumpur, sekarang ini yang jadi keluhan dari nelayan adanya lumpur yang tergenang karena terlalu tinggi," ungkap Mahfud saat ditemui detikJatim, Selasa (12/12/2023).

Kendala yang dialami oleh kelompok nelayan ini sebelumnya telah disampaikan kepada Presiden Jokowi dan Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Namun, hingga kini, permintaan kelompok nelayan belum juga direalisasikan.

"Kemarin saya sudah mengajukan sama provinsi dan Pak Jokowi juga loh langsung bahwasanya dengan adanya lumpur ini untuk akses keluar masuknya nelayan terhambat karena air nggak bisa langsung besar, satu. Kedua, untuk kadang bulan-bulan tertentu mbak ada gelombang besar, makanya kita waktu adanya Pak Jokowi kunjungan ke sini, kita menyampaikan, pertama lumpur harus disedot, dua, pemecah ombak bahwasanya dari Pak Jokowi sendiri sudah terealisasi nanti saya kirim dari pihak tim PU, tapi sampai sekarang kok nggak ada terlaksana, ke mana?" terangnya.

Persoalan ini ia sampaikan bukan tanpa sebab. Pasalnya, gelombang besar turut berimbas pada terhambatnya aktivitas nelayan menangkap ikan. Sebanyak 43 kapal nelayan pernah hancur diterjang besarnya ombak semasa kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini. Beruntungnya, kapal mereka dapat segera diperbaiki.

"Dulu kan pernah terdampak 43 perahu hancur karena adanya ombak waktu eranya Bu Risma. Alhamdulillah Bu Risma langsung sigap turun ke sini ditarik semua diperbaiki," ungkap Mahfud.

Pesisir Kenjeran Surabaya Foto: Nabila Meidy Sugita/detikJatim

2. Pemberian Bantuan secara Merata pada Kelompok Nelayan

Kelompok nelayan Kenjeran ini juga berharap, Wali Kota Eri Cahyadi dapat meninjau kembali bantuan ekonomi pada kelompok nelayan. Sebelumnya, bantuan ini telah disalurkan oleh Dinas Kementerian Sosial. Namun, Mahfud mengungkapkan, bantuan ini belum merata ke seluruh anggota nelayan yang dinaunginya.

"Kemarin kan beberapa KUB dari Surabaya kan sudah mengajukan bantuan Kemensos. Kemensos itu setiap KUB nggak keseluruhan dari anggota menerima. Dari KUB saya sendiri, ada anggota 65 mendapat 10, yang lain gimana mbak kan nggak dapat? Terus gimana bantuan ini merata," beber Mahfud.

Ia berharap, pemberian bantuan ini dapat dilakukan secara merata. Di samping itu, menurutnya, pemberian bantuan ini bisa disalurkan dengan menjalankan beberapa gelombang agar bantuan dapat dibagikan secara merata.

"Harapan saya kan biar merata mendapat semua, tapi turunnya 10 (bantuan hanya diturunkan ke 10 anggota dari total 65 anggota). Harapan saya kalau bisa ada gelombang kedua, gelombang ketiga agar bisa merata gitu," harap Mahfud.

Harapan warga sekitar pesisir Romokalisari, baca di halaman selanjutnya!




(hil/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork