Penutupan akses jalan menuju kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mulai dilakukan masyarakat Suku Tengger, Selasa (12/12/2023) sore. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada aktivitas apapun saat warga sekitar menjalani ritual Wulan Kapitu.
Selain itu, penutupan akses dari 4 kabupaten itu juga dilakukan agar tetap menjaga kesakralan warga setempat, yang hendak melangsungkan ritual Wulan Kapitu. Wulan Kapitu atau bulan suci dalam kalender Suku Tengger benar-benar harus dihormati.
Dalam ritual Wulan Kapitu itu, masyarakat Suku Tengger wajib puasa mutih atau dilarang makan dan minum, bahkan juga diwajibkan pula, menahan hawa nafsu baik batin dan amarah. Sehingga agar tidak mengganggu dalam menjalankan ibadahnya itu, maka akses harus ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala Desa Wonokerto, Sukapura, Heri Drihartono mengatakan penutupan dimulai pada Selasa (12//12/2023) sekitar pukul 14.00 WIB dan akan dibuka kembali atau berakhir hingga Rabu (13/12/2023) sore esok di waktu yang sama.
"Tujuannya tidak lain menghormati umat hindu suku Tengger yang tengah melangsungkan ibadah pati geni. Dalam penutupan ini, semua lapisan turut terlibat. Baik dari unsur TNI dan juga Polri, TNBTS, pemerintah desa dan unsur lainnya," kata Heri.
Staf Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Cemoro Lawang Senewo mengatakan dengan pelaksanaan ritual Wulan Kapitu, pihaknya bakal melakukan penutupan akses wisata Gunung Bromo selama 24 jam. Sehingga bisa dipastikan nanti tidak aktivitas apapun.
"Sesuai arahan BB TNBTS, tidak ada aktivitas apapun di kawasan taman nasional. Jadi bebas dari pengunjung dan kendaraan, itu selama ngagem atau pati geni dilakukan masyarakat suku Tengger," ungkap Senewo.
Pantauan sementara, kini kawasan obyek wisata Gunung Bromo sejak Selasa (12/12/2023) pagi sudah terlihat lenggang. Dan bahkan beberapa spot yang biasanya ramai dari kunjungan, saat ini wisatawan tak satupun terlihat. Hal itu juga terjadi di area perkampungan sekitar.
(dpe/iwd)