Upaya Kemenparekraf Kembangkan Wisata Religi dan Budaya Lewat Event

Upaya Kemenparekraf Kembangkan Wisata Religi dan Budaya Lewat Event

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 29 Jul 2023 19:19 WIB
Buddhayana Cultur Expo
Buddhayana Cultur Expo (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Sikap toleransi terhadap sesama umat beragama terus ditanamkan kepada masyarakat Indonesia. Hal itu bisa diterapkan ketika mengunjungi tempat wisata religi yang tak hanya didatangi umat agama tertentu.

Kemenparekraf pun mengembangkan wisata religi dan budaya melalui berbagai event. Dengan keberagaman dalam beragama ini bisa menjadi pendorong bagi pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanosoedibjo mengatakan pihaknya akan turut berperan dalam menjaga persatuan beragama dan budaya. Seperti menggalakkan wisata religi dan wisata budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Bali, ada wisata religi Hindu. Ini mengajarkan keberagaman. Di Samosir, mayoritas Kristen, ada patung Yesus Kristus. Ini menjadi obyek wisata untuk mendorong keberagaman. Di Jawa Timur, ada tradisi berziarah Wali Songo, wali 5 dari 9 ada di Jawa Timur," kata Angela dalam acara Buddhayana Cultur Expo di Pakuwon Mall, Sabtu (29/7/2023).

Menurut Angela, dengan potensi wisata religi di Indonesia, pihaknya siap mendukung. Bahkan Kemenparekraf akan mempermudah perizinan event untuk memperkenalkan wisata tersebut.

ADVERTISEMENT

"Apabila tak bisa berwisata, kita hadirkan keberagaman melalui event. Kami ingin permudah izin event di antaranya izin online," ujarnya.

Sementara Koordinator acara Buddhayana Cultur Expo, Tri Mulyani mengatakan perayaan Asadha Puja ini memperingati hari pertama kalinya sang Buddha membabarkan Dhamma kepada lima petapa. Yakni petapa Kondanna, Bhadhiya, Vappa, Mahanama, Assaji di taman rusa Isipatana yang ada di Benares.

Dhamma yang merupakan dasar ajaran Buddha yang dijabarkan oleh sang Buddha berupa Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Tengah Berunsur Delapan menjadi ajaran utama Buddhisme. Kegiatannya memperkenalkan vihara yang ada di Jatim, khususnya Surabaya. Perjalanan agama Buddha di Indonesia juga diceritakan lewat foto dan narasi, sehingga pengunjung yang hadir bisa mengetahuinya.

"Salah satunya ada icon vihara di Jatim, yakni maha vihara Mojopahit yang ada di Trowulan, Mojokerto. Itu sangat terkenal dengan budha tidur yang sangat besar. Jadi, di sana terbuka untuk umum dan banyak sekali menjadi tempat pariwisata dan kami terbuka. Tidak hanya orang Budist saja yang menikmati pariwisata tersebut, tapi semua kami rangkul," jelasnya.

Selain memperkenalkan sejarah Buddha dan vihara, ada pula kegiatan untuk anak, seperti menggambar dan fashion show.

Angela berharap acara ini bisa memberi edukasi pada masyarakat terkait perkembangan agama Buddha di Indonesia, serta awal mula perkembangannya di beberapa negara.

"Karena agama Budha ini sendiri kan bukan agama baru di Indonesia. Nilai historinya itu tinggi dan lama, salah satunya itu juga memberikan edukasi kalau misalnya, di Indonesia dari zaman kerajaan Majapahit sampai sekarang. Jadi, expo ini sendiri lebih banyak kami ingin memberikan edukasi, sejarah kepada masyarakat luas," pungkasnya.

Buddayana Culture Expo ini diadakan untuk memperingati 100 tahun pelopor kebangkitan agama Buddha di Indonesia. Buddha di Indonesia disebarkan pertama kali oleh Bante Sukong atau Ashin Jinarakkhita.




(esw/iwd)


Hide Ads