Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno melihat secara langsung pertunjukan Festival Reog Nasional Ponorogo (FNRP) ke 28 di Alun-Alun Ponorogo. Mengenakan baju penadon lengkap, baju khas Ponoragan, Sandi tampak kagum dengan atraksi para penari Reog.
"Terima kasih pak bupati dan wabup, saya melihat FNRP ini sudah layak dijadikan festival internasional," tutur Sandi kepada wartawan, Sabtu (15/7/2023) malam.
Sandi mengatakan saat melihat pertunjukan Reog, dia bertemu dengan para peneliti dari luar negeri, seperti Polandia, Inggris dan Australia. Mereka sangat tertarik dan ingin membawa Reog Ponorogo ke mancanegara agar lebih marak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditingkatan tahun depan maka akan ada peserta juga dari luar negeri, sehingga event ini berganti bukan hanya top ten tapi juga menjadi event bulan yang kita proyeksikan," terang Sandi.
Ketua Bappilu PPP itu menyebut Reog memiliki banyak dampak positif bagi ekonomi rakyat, mulai dari kostum, perias, penari, pemain musik hingga penjual souvenir, pedagang kaki lima dan juga UMKM.
"Ini untuk menggerakkan ekonomi, 20 ribu selama 7 hari saja sudah 145 ribu terlibat, masyarakat mendapat manfaat, gerakan ekonomi dan warisan budaya Adi luhung (Reog) ini dilestarikan," jelas Sandi.
Sempat disinggung soal pembangunan Museum Reog di Sampung yang belum rampung, Bupati Sugiri sempat meminta Sandi untuk membantu. Baik pemasaran maupun infrastruktur.
"Dan tadi permintaan langsung, karena saya hatinya lemah lembut pak bupati minta dibantu juga selain UNESCO tapi juga museum. Saya langsung menjelaskan ke Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto dicari polanya, pemasarannya agar wisatawan banyak ke sini termasuk mancanegara. Sebab, bisa menjadi sarana edufan," tandas Sandi.
Sandi pun berharap tahun 2024 mendatang, Ponorogo masuk ke UCCN untuk menaikkan perekonomian di bumi Reog. Sebab, Reog tidak hanya event khusus saja di Ponorogo tapi juga kalender event Nasional dan Internasional. Bahkan baju penadon, baju khas Ponoragan juga bakal menjadi daya tarik tersendiri.
"Karena barang-barang ini (kolor Warok), baju penadon, menunjukkan Folk and Art, seni kebudayaan jejaring kreativitas kota dan kabupaten,"imbuh Sandi.
Sementara, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan 2 minggu yang lalu Dirjen Kemendikbud menyampaikan Reog sudah masuk listing ICH-UNESCO dan bakal disidangkan di tahun 2024.
"Tidak hanya ICH-UNESCO, Ponorogo juga bisa diusulkan UCCN," pungkas Giri.
(dpe/iwd)