Museum Radjiman Wedyodiningrat tampak sepi. Pagar ditutup, pengunjung tidak bisa masuk.
Menurut kabar yang beredar, museum ditutup karena banyak pelajar yang usil, seperti melakukan coret-coret. Museum ini berada di Dusun Paldaplang, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
"Sepi sekarang pintu gerbang digembok karena banyak pelajar usil. Dulu dibuka kalau siang," kata Waluyo (50), warga setempat kepada detikJatim, Kamis (1/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waluyo menyayangkan ulah pelajar yang coret-coret sehingga area museum ditutup. "Sangat disayangkan tidak bisa masuk pengunjung sejak ulah pelajar tahun lalu," papar Waluyo.
Waluyo berharap Kanjengan (rumah kediaman) dr Radjiman Wedyodiningrat itu bisa dibuka kembali agar banyak pengunjung datang. "Semoga bisa buka lagi dan kalau rame bisa menambah ekonomi warung di dekat lokasi," terang Waluyo.
Camat Widodaren, Peggy Yudo Subekti membenarkan saat ini museum itu sepi. Saat ini, pihak desa berkunjung ke keluarga ahli waris museum.
"Saat ini Pak Kades juga silaturahmi mungkin terkait pengelolaan museum tersebut," papar Peggy.
Sekilas tentang Radjiman Wedyodiningrat
Dr Radjiman merupakan Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada sidang BPUPKI, 29 Mei 1945, ia bertanya soal dasar negara Indonesia untuk setelah merdeka.
Pertanyaan tersebut dijawab Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban tersebut kemudian ditulis Radjiman di kediamannya, di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Yang kemudian menjadi dokumen bukti Bung Karno sebagai pencetus Pancasila.
(sun/fat)