5 Masjid Ikonik di Surabaya yang Sediakan Takjil Gratis

5 Masjid Ikonik di Surabaya yang Sediakan Takjil Gratis

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 28 Mar 2023 13:39 WIB
masjid al akbar surabaya
Masjid Al-Akbar Surabaya/Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya -

Selain tempat tarawih, masjid juga menjadi tempat berbagi takjil selama Ramadhan. Berikut sederet masjid ikonik di Surabaya yang menyediakan takjil gratis.

Suasana Ramadhan berbeda dengan bulan lainnya. Sebab di bulan ini banyak ibadah dan silahturahmi yang dilakukan.

Umat Islam menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih. Kemudian ada istilah ngabuburit atau momen menunggu bedug magrib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak muslim yang menghadiri pengajian hingga berwisata religi ke masjid-masjid ikonik di Surabaya. Pada umumnya, pengelola masjid menyediakan takjil dan makanan berbuka puasa bagi jemaah yang mendatangi masjid tersebut.

Masjid Ikonik di Surabaya yang Sediakan Takjil Gratis:

1. Masjid Al Akbar Surabaya

Masjid Al Akbar Surabaya tidak mengelar salat Idul Adha 1442 Hijriah untuk umum. Salat hanya diikuti 75 orang internal.Masjid Al Akbar Surabaya/ Foto: Esti Widiyana/detikcom

Masjid Nasional Al Akbar Surabaya merupakan salah satu ikon di Surabaya, sekaligus masjid terbesar kedua di Indonesia. Masjid kebanggaan masyarakat Surabaya ini menjadi islamic center, salah satu wisata religi favorit wisatawan.

ADVERTISEMENT

Masjid ini berada di Jalan Masjid Al Akbar Timur No1, Pagesangan, Kecamatan Jambangan. Meski pembangunannya sempat terhambat selama krisis moneter, masjid rancangan tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini selesai dan diresmikan pada tahun 2000 oleh presiden saat itu, Dr. K.H. Abdurrahman Wahid.

Di bulan Ramadhan tahun ini, masjid tersebut menyediakan paket nasi dan takjil gratis hingga mencapai 2.500 per hari. Pengelola masjid menyebutkan takjil itu disediakan di pintu masuk ketika jemaah menghadiri kajian ngabuburit yang digelar setiap menjelang berbuka puasa.

Masjid ini juga memiliki dapur umum yang digunakan untuk memasak makanan berbuka puasa, dengan bahan-bahan makanan yang berasal dari sumbangan jemaah. Pihak pengelola Masjid Al Akbar bekerja sama dengan Tagana dalam memasak bahan makanan sajian berbuka puasa yang fresh dan higienis untuk para jemaah.

2. Masjid Sunan Ampel Surabaya

Masjid Sunan Ampel di SurabayaMasjid Sunan Ampel di SurabayaMasjid Sunan Ampel Surabaya/ Foto: (widiarini/d'Traveler)

Masjid Sunan Ampel merupakan salah satu masjid tertua di Surabaya. Masjid ini dibangun pada abad ke-15 Masehi oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Ia merupakan salah satu Wali Songo yang berperan menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Masjid ini berada di Jalan Ampel Masjid No 53, Ampel, Kecamatan Semampir. Masjid Sunan Ampel menyediakan makanan gratis yang dibagikan setiap berbuka puasa dan sahur.

Ribuan takjil, nasi kotak, nasi bungkus, hingga minuman disediakan oleh pihak masjid bagi para jemaah dan peziarah yang singgah.

Seksi Divisi Pengembangan Pengurus Makam Sunan Ampel, Sujai menyebut hidangan itu dikirim para donatur dan masyarakat sekitar yang menyumbang.

Uniknya, kegiatan tarawih di masjid ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Sebab surat yang dilantunkan menghabiskan satu juz setiap harinya.

3. Masjid Rahmat Kembang Kuning

Pengurus masjid menyemprotkan larutan disinfektan di lantai Masjid Rahmat, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (25/4/2020). Masjid yang terletak di Jalan Kembang Kuning tersebut merupakan salah satu masjid tua di Surabaya dan peninggalan Sunan Ampel. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.Masjid Rahmat Kembang Kuning/ Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Di hari pertama Ramadhan 2023, Masjid Rahmat dipenuhi jemaah yang antusias beribadah. Pihak masjid pun membagikan takjil dan menu berbuka yang jumlahnya mencapai 350 nasi bungkus setiap harinya. Takjil itu berasal dari kiriman warga sekitar.

Dalam sejarahnya, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Kota Surabaya. Meski dibangun pada 1967, cikal bakal masjid ini dibangun oleh Sunan Ampel.

Konon disebutkan, atas budi baik yang dimiliki Sunan Ampel, pada saat itu ia mendapat hibah tanah dari Raja Majapahit, Prabu Brawijaya yang disebut Ampel Denta di wilayah Utara Surabaya.

Dalam perjalanan menuju Ampel Denta, Sunan Ampel yang didampingi abdi dalem keraton Ki Wiro Saroyo, singgah di daerah Kembang Kuning. Keduanya membangun tempat berteduh sekaligus tempat bermunajat kepada Allah SWT, yang menjadi cikal bakal Masjid Rahmat.

Setelah singgah beberapa waktu, Sunan Ampel melanjutkan perjalanannya. Sementara Ki Wiro Saroyo memilih menetap di tempat tersebut. Sebab daerah itu merupakan tanah kelahirannya.

Sepeninggal Ki Wiro Saroyo, bangunan ini sempat terbengkalai hingga menjadi hutan. Pada akhirnya di masa penjajahan Belanda, tempat ini ditemukan kembali dan diperbaiki agar dapat dimanfaatkan sebagai surau. Sunan Ampel memilih lokasi pendirian tempat tersebut bukan tanpa sebab, melainkan mendapat petunjuk dari Allah SWT.

4. Masjid Al Madani Surabaya

Masjid Al Madani di Pakuwon punya kegiatan rutin selama Ramadan. Masjid yang berada di ujung timur Surabaya ini, setiap hari membagikan takjil dan makanan 'mewah'.Masjid Al Madani di Pakuwon/ Foto: Faiq Azmi/detikJatim

Masjid Al Madani terletak di Pakuwon. Berdiri pada 2014, masjid ini memiliki berbagai kegiatan rutin selama Ramadhan. Serta menyediakan takjil untuk para jemaah yang berbuka puasa.

Kegiatan tersebut rutin digelar. Mayoritas jemaah yang hadir di masjid tersebut mahasiswa ITS dan UNAIR.

Masjid ini menyiapkan makanan berbuka puasa yang cenderung berbeda dengan menghadirkan menu-menu yang 'mewah'. Sebab Komunitas Muslim Pakuwon City (KMPC) menyebut ingin 'memuliakan' jemaah sebagai tamu yang hadir di masjid tersebut.

5. Masjid Kemayoran Surabaya

Masjid Kemayoran SurabayaMasjid Kemayoran Surabaya/ Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim

Masjid Kemayoran Surabaya berada di Jalan Indrapura No 2, Kecamatan Krembangan. Masjid yang juga menyediakan takjil gratis ini terletak di seberang Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur.

Pada zaman dahulu, masjid ini berada di Alun-alun Surabaya atau yang di masa kini terkenal dengan nama Tugu Pahlawan.

Masjid itu dinilai sangat mengganggu petinggi Belanda waktu itu. Sebab pihaknya hendak melakukan perluasan bastion benteng sehingga masjid ini harus dibongkar dan dipindahkan.

Penolakan dan peperangan tak terelakkan, hingga menewaskan seorang kiai. Pemerintah Hindia Belanda memutar otak dengan memberi 'hibah' tanah dan masjid pengganti yang didirikan pada 1932 untuk menarik simpati rakyat muslim Surabaya. Tanah tersebut dibeli Belanda dari seorang mayor tituler, sehingga masjid tersebut memiliki sebutan 'Masjid Kemayoran'.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads