KenDuren adalah kependekan dari 'kegiatan ekonomi nyata terkait durian' khas Wonosalam, Jombang. Even syukuran petani Wonosalam dengan bagi-bagi durian gratis itu digelar setiap tahun. Di balik selalu ramainya acara ini, ternyata ada kisah gagal saat acara ini pertama kali digelar.
Koordinator Seksi Acara KenDuren Wonosalam 2023, Kukuh Irijanto (64) mengatakan ada 2 faktor yang membuat gelaran perdana pada 2012 itu sangat berantakan. Pertama, masalah lokasi. Lapangan olahraga Kecamatan Wonosalam yang jadi venue saat itu sangat becek dan berlumpur seperti sawah.
"Tahun pertama hancur karena lapangan jadi sawah. Makanya tahun ini kami hanya bisa berdoa semoga tidak hujan sampai hari H," kata Kukuh kepada detikJatim di sela kesibukannya menyiapkan KenDuren, Sabtu (4/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pensiunan guru asal Dusun Sumber, Desa Wonosalam ini menjelaskan lapangan olahraga Wonosalam harus dibenahi dengan maksimal. Sebab lapangan yang dibuat sekitar 1984 itu selalu becek ketika musim hujan. Hal itu membuat para pengunjung KenDuren harus berani kotor.
"Apalagi KenDuren digelar Bulan Maret saat masih musim hujan," terangnya.
Faktor kedua, kantong parkir dan rekayasa lalu lintas yang acakadut. Pada perhelatan perdana 2012 itu para pengunjung memadati lapangan olahraga Wonosalam memakai kendaraan masing-masing.
Tak ayal jalan menuju lapangan macet total. Imbasnya, kirab 9 gunungan hasil bumi dari 9 desa di Kecamatan Wonosalam tak bisa masuk ke lapangan. Tumpeng itu akhirnya habis dijarah para pengunjung yang tertahan di jalan.
Belajar dari pengalaman itu, tumpeng dari 9 desa cukup dikirab dari Kantor Kecamatan Wonosalam yang sangat dekat dengan lapangan.
"Tahun berikutnya juga kami bentuk tim parkir dan menata rekayasa lalu lintas. Kantong-kantong parkir kami sediakan sehingga lokasi acara steril dari kendaraan," jelasnya.
Bahkan, gelaran perdana KenDuren melukai para pengunjung. Sebab durian dari gunungan yang cukup tinggi dilemparkan ke para pengunjung di lapangan.
"Awal dulu dilempar dari atas sehingga melukai pengunjung di tangan dan kepala," ungkap Kukuh.
Evaluasi terus dilakukan setiap tahun. Sehingga ketika puncak KenDuren 5 Maret nanti, kata Kukuh, 135 petugas gabungan dikerahkan khusus membagikan gunungan durian kepada para pengunjung.
Gunungan setinggi 11 meter itu nantinya berisi 2.023 durian khas Wonosalam. Petugas gabungan pembagi durian terdiri dari 12 orang TNI, 8 orang polisi, 28 orang Banser, 28 orang Pemuda Pancasila, 16 orang karang taruna, 18 orang Perhutani, 10 orang Tahura, ditambah 15 pemuda yang bertugas menurunkan durian dari gunungan.
"Tim berjumlah 15 orang bertugas menurunkan durian, lalu diserahkan ke 28 orang yang berdiri di panggung. Lanjut ke 13 orang di setiap sudut pagar, baru dilempar ke pengunjung sehingga tak terlalu tinggi," ujarnya.
(dpe/iwd)