Sejumlah siswa SD Lamongan tampak antusias saat melihat langsung aktivitas di Kebun Madu Alfarabee. Mereka akhirnya tahu bagaimana madu diproses dari penangkaran lebah hingga panen madu.
Di Kebun Madu Alfarabee itu para siswa tampak menyimak penjelasan tentang cara beternak lebah hingga mengolah madu yang siap saji.
"Di tempat ini, kami bisa belajar langsung cara beternak lebah hingga menghasilkan madu yang kaya manfaat," kata Uut salah seorang siswa yang sedang ada di kebun madu Alfarabee, Minggu (19/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tempat itu, kata Uut dirinya bisa melihat langsung bentuk sarang lebah, bagaimana lebah menghasilkan madu, hingga melihat langsung aktivitas peternak lebah memaneh madu.
"Kami yang datang ke tempat ini bisa langsung melihat bentuk sarang lebah, bagaimana kesibukan lebah menghasilkan madu, hingga melihat para peternak memanen madu hingga menikmati langsung madu segar," ujarnya.
Pelajar lainnya Tiara mengaku datang ke Alfarabee atas rekomendasi temannya. Tiara mengaku penasaran dengan proses beternak lebah dan menjadi pengalaman baru karena baru pertama kalinya ia tahu semua hal yang berkaitan dengan lebah.
"Kami juga jadi tahu bagaimana membedakan madu asli dengan madu yang sudah dicampur," imbuhnya.
Kebun madu Alfarabee yang berada di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro ini berada di lahan seluas satu hektar. Destinasi wisata yang berkonsep edukasi cara budidaya madu langsung dari sarangnya itu tergolong baru. Baru 2 tahun kebun madu itu berdiri.
"Berdiri sejak dua tahun, sementara dibuka untuk umum baru 3 bulan ini," kata Mustik Efendi, pemilik kebun madu Alfarabee.
![]() |
Di kebun ini ada puluhan kotak sarang lebah yang selalu menghasilkan 20 hingga 30 liter madu per hari. Lokasinya yang berada di sekitar hutan membuat lebah-lebah di perkebunan ini mengkonsumsi sari pati bunga-bunga di hutan.
Ada beberapa jenis lebah yang ada di tempat ini, diantaranya lebah unggul jenis Apismilivera dari Australia, lebah lokal jenis Apiscerana serta lebah lokal jenis Trigona.
"Untuk 1 kilo harganya mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 400 ribu tergantung jenis bunga yang dimakan lebah," terang Mustik Efendi soal harga madu yang ada di peternakannya.
Mustik Efendi sendiri mengaku, ia menggeluti dan tertarik dengan madu sejak 7 tahun yang lalu karena profesi awalnya yang seorang terapis selama puluhan tahun. Ketika itu ia mulai bersinggungan dengan madu karena selalu mencari madu asli untuk kepentingan profesinya.
Saat itu, ia mencari madu asli dengan cara berkeliling ke berbagai kota dan bertemu dengan teman peternak madu dan pemanjat madu hingga akhirnya bisa mendapatkan madu asli.
"Pandemi membuat bisnis terapis tutup dan saya memutuskan untuk pulang kampung setelah 23 tahun merantau. Setelah di kampung tidak ada pekerjaan, ada lahan 1 hektar punya orang tua akhirnya saya pakai buat wisata edukasi madu ini," ungkapnya.
![]() |
Mustik Efendi mengaku, animo masyarakat terhadap peternakan lebahnya di luar ekspentasinya, terutama dari lembaga pendidikan. Menurutnya, setiap hari sedikitnya ada 3 lembaga pendidikan yang mampir ke tempatnya untuk minta diajarkan tentang pengolahan madu dari sarang lebah.
"Alhamdulillah animo masyarakat, terutama pelajar terhadap peternakan lebah ini bisa dibilang tinggi," akunya.
Bagaimana tertarik tidak dengan peternakan lebah Alfarabee ini? Hanya dengan Rp 5 ribu para pelajar sudah bisa mendapatkan pengalaman dan edukasi cara menernak lebah dan memanen madu untuk kemudian bisa dinikmati bersama-sama manisnya madu di kebun ini.
(dpe/iwd)