10 Telaga dan Ranu di Jatim, Mana yang Ingin Kamu Kunjungi?

10 Telaga dan Ranu di Jatim, Mana yang Ingin Kamu Kunjungi?

Firda Aulia Miftahul Zanah - detikJatim
Selasa, 10 Jan 2023 21:45 WIB
Ranu Kumbolo, Sisi Romantis Semeru
Ranu Kumbolo/Foto: Melati Raya Sihotang/d'Traveler
Surabaya -

Telaga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sama dengan danau. Telaga, ranu atau danau merupakan cekungan di daratan yang terisi air.

Telaga atau danau memiliki kriteria. Seperti dikutip detikJatim dari artikel Astrid Damayanti dalam situs resmi Staff Blog Universitas Indonesia.

Berikut 3 Kriteria Telaga atau Danau:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Air cukup dalam dan sudah menunjukkan adanya strata temperatur berdasarkan kedalamannya.
  • Vegetasi atau tumbuhan almatik yang mengapung di atas permukaan air tidak cukup menutupi seluruh permukaan air dan hanya berada pada pinggiran saja.
  • Sudah menunjukkan adanya gelombang yang mampu membentuk barrens, waresweptshore, atau shoal.

Telaga, ranu atau danau tersebar di permukaan bumi. Danau tersebar di pegunungan, plateau, lembah, dataran, gunung api dan sepanjang pantai.

Berikut Telaga dan Ranu di Jatim:

1. Telaga Sarangan (Magetan)

Kecelakaan terjadi di obyek wisata Telaga Sarangan, Magetan. Satu orang dilaporkan hilang usai dua speedboat bertabrakan.Telaga Sarangan/ Foto: Sugeng Harianto/detikcom

Telaga Sarangan masuk Kecamatan Kaosan, Kabupaten Magetan. Telaga ini berada di ketinggian 1.200 mdpl. Sehingga suhu udaranya 15 hingga 20 celsius.

ADVERTISEMENT

Telaga Sarangan menjadi destinasi wisata andalan di Magetan. Wisata ini menyuguhkan sensasi menelusuri telaga dengan speed boat. Pengunjung juga bisa berkuda di sekitar telaga.

Tiket masuk untuk umum Rp 20.000. Sedangkan untuk anak-anak Rp 15.000. Tarif parkir bus Rp 10.000, motor Rp 2.500 dan mobil Rp 5.000.

2. Telaga Ngebel (Ponorogo)

Telaga Ngebel PonorogoTelaga Ngebel Ponorogo Foto: Putu Intan/detikcom

Telaga Ngebel berada di kaki Gunung wilis. Tepatnya di Desa Ngebel, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

Suhu udara di Telaga Ngebel berkisar 20 sampai 26 celsius. Hawanya sejuk terlebih banyak pepohonan di sekeliling danau.

Harga tiket masuk Telaga Ngebel Rp 4.000. Di telaga ini ada wahana perahu bebek dan bus air.

Bila ingin menyewa wahana tersebut, per orang cukup merogoh kocek Rp 5.000. Namun jika ingin menyewa satu perahu, Anda harus membayar Rp 50.000.

3. Telaga Rambut Monte (Blitar)

Suasana adem dan asri bisa dinikmati di wisata Rambut Monte. Lokasi ini cocok untuk healing di sela penatnya perjalanan mudik Anda.Wisata Rambut Monte/ Foto: Erliana Riady/detikJatim

Telaga Rambut Monte berada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Dari Kota Blitar, perjalanan memakan waktu sekitar satu jam dengan jarak 37 km ke arah timur, lalu ke utara.

Memasuki Desa Krisik, hawa segar dan adem akan terasa. Di dinding gerbang Rambut Monte tertulis beberapa larangan bagi pengunjung.

Di antaranya dilarang masuk ke kolam besar karena dasar kolam mengandung pasir hitam penghisap. Kedua, dilarang menangkap dan memakan ikan cengkareng yang hidup di kolam. Karena ikan itu diyakini penduduk sekitar merupakan ikan dewa jelmaan penunggu situs Rambut Monte. Jika ditangkap atau dimakan, maka konon nyawa melayang.

Ketiga, dilarang berbuat mesum bagi pasangan belum sah. Karena ada kutukan, pasangan akan berpisah jika melanggar larangan ini.

Tangga berundak menurun akan membawa pengunjung ke sumber Rambut Monte. Desiran angin pegunungan yang segar segera menyapa, disela nyanyian burung dan monyet yang sesekali menampakkan diri ke para pengunjung.

Gemericik air sumber yang mengalir ke sungai, warna jernih air yang biru kehijauan di sumber, menciptakan suasana tenang nan menghanyutkan. Saking beningnya air, pengunjung bisa melihat gerak tari ikan cengkareng yang hidup bebas di dalam kolam besar itu.

"Suasananya tenang, hawanya segar agak dingin. Melihat ikan bergerak ke sana kemari di air yang sangat jernih ini, rasanya capek perjalanan mudik seketika hilang. Lokasi yang tepat untuk healing. Sebelum kembali balik kerja," kata Edo, pengunjung asal Jakarta, Kamis (5/5/2022).

4. TelagaNgipik (Gresik)

Berburu senja di Telaga Ngipik, GresikTelaga Ngipik, Gresik/ Foto: Jemmy Purwodianto/detikJatim

Kawasan Telaga Ngipik memiliki luas 20 hektare. Telaga ini dibuka selama 24 jam setiap harinya.

Telaga Ngipik berada di Desa Ngipik, Kecamatan/Kabupaten Gresik. Tidak ada tiket masuk bagi pengunjung. Pengunjung hanya harus membayar uang parkir sebesar Rp 2.500.

Di Telaga Ngipik, pengunjung bisa menjajal wahana ski air, perahu motor dan trampolin. Yang unik dari telaga ini adalah proses terbentuknya, yang merupakan bekas eksploitasi tambang tanah liat.

5. Telaga Buret (Tulungagung)

Perwakilan warga dari empat desa di Kecamatan Campurdarat, Tulungagung menggelar upacara adat Ulur-ulur di Telaga Buret. Upacara digelar di masa PPKM Darurat.Upacara adat Ulur-ulur di Telaga Buret/ Foto: Adhar Muttaqin/detikcom

Telaga Buret berada di Desa Sawo, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Mengutip situs resmi Sekretariat Daerah Tulungagung, Pemkab telah menambah beberapa fasilitas guna menunjang kenyamanan pengunjung.

Fasilitas tersebut di antaranya flying fox, jembatan goyang dan gazebo. Selain itu, pihaknya juga merenovasi beberapa fasilitas seperti kamar mandi, kantin, loket, tempat sepeda, tempat bersantai dan tempat sampah.

Pengunjung tak hanya bisa menikmati panorama telaga dan menjajal wahana yang ada. Sebab di sini ada dua goa yang bisa dikunjungi, yakni goa laba-laba dan goa cempluk.

6. Ranu Kumbolo (Lumajang)

ranu kumboloRanu Kumbolo Foto: Dermawan Susanto/d'Traveler

Ranu Kumbolo merupakan salah satu ranu terkenal di Indonesia. Ranu ini berada di kaki Gunung Semeru. Ranu ini kerap menjadi persinggahan bagi pendaki yang menuju Puncak Mahameru.

Tak heran banyak pendaki yang mendirikan tenda di sini. Mereka menikmati panorama sekitar sekaligus mengambil air untuk kebutuhan logistik pendakian.

Ranu Kumbolo berada di ketinggian 2.400 mdpl. Secuil keindahan Ranu Kumbolo tergambarkan di film 5 cm.

7. Ranu Pani (Lumajang)

Danau di Desa Ranu PaniRanu Pani/ Foto: (Istimewa)

Ranu Pani berada di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Itu merupakan desa terakhir sebelum Gunung Semeru.

Ranu Pani berada di ketinggian 2.200 mdpl. Bedanya dengan Ranu Kumbolo, Anda masih menemukan banyak fasilitas penunjang di Ranu Pani, seperti tempat beristirahat, toilet dan penjual makanan.

8. Ranu Manduro (Mojokerto)

Keindahan padang rumput Ranu Manduro di Mojokerto sempat viral di Medsos. Yuk lihat keindahannya.Ranu Manduro/ Foto: Enggran Eko Budianto

Ranu Manduro merupakan salah satu destinasi fotogenik di Mojokerto. Ranu ini berada di Watesnegoro, Kecamatan Ngoro.

Ranu Manduro merupakan bekas tambang yang menghijau di saat musim hujan. Panorama yang disuguhkan semakin mantap karena berlatar Gunung Penanggungan. Saat musim hujan, bekas tambang tersebut menjadi kubangan air sehingga disebut Ranu Manduro.

9. Ranu Gumbolo (Tulungagung)

Danau Ranu Gumbolo di TulungagungRanu Gumbolo di Tulungagung/ Foto: (Nanda Epriliana/d'Traveler)

Tulungagung memiliki surga tersembunyi yang bernama Ranu Gumbolo. Ranu ini berada di Bantengan, Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.

Ranu Gumbolo berada di ketinggian 182 mdpl dengan vegetasi pohon pinus yang cukup lebat. Bentuk danaunya memanjang seperti sungai.

10. Ranu Agung (Probolinggo)

Ranu Agung di ProbolinggoRanu Agung di Probolinggo/ Foto: Rona Sekarr/d'Traveler

Ranu Agung merupakan danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik Gunung Lamongan. Ranu ini berada di Desa Ranu Agung, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo.

Ranu Agung berada di ketinggian 525 mdpl. Ranu ini dikelilingi tebing-tebing tinggi.

Ada empat mata air di Ranu Agung. Sehingga saat musim kemarau, Ranu Agung tidak pernah surut.

Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Ranu Agung. Salah satunya berkeliling danau menggunakan perahu getek.




(sun/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads