Melihat Lebih Dekat Hotel Tugu Malang yang Simpan Lukisan Kuno-Koleksi Antik

Melihat Lebih Dekat Hotel Tugu Malang yang Simpan Lukisan Kuno-Koleksi Antik

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 22 Okt 2022 14:21 WIB
Hotel Tugu
Hotel Tugu Malang (Foto: Instagram @abdidalem7288)
Kota Malang -

Kota Malang menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat Jawa Timur. Saat berkunjung ke Malang, sebagian orang memilih untuk singgah di hotel untuk singgah sejenak agar kembali bugar saat melanjutkan perjalanan.

Ada beragam pilihan hotel di Kota Malang. Mulai dari yang ekonomis, mewah, hingga yang legendaris. Salah satu hotel legendaris di Kota Malang adalah Hotel Tugu.

Hotel Tugu Malang berlokasi di Jalan Tugu 3, Klojen, Kota Malang. Tak jauh dari Tugu Malang dan Balai Kota Malang. Sekilas, hotel bintang 5 ini tampak asri dengan dikelilingi pepohonan dan tanaman. Di depan ada tulisan 'Tugu'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel Tugu terkenal karena sudah ada sejak zaman dulu dan menjadi favorit para tokoh nasional. Di samping itu, Hotel Tugu menyimpan perabotan antik serta lukisan kuno yang membuat orang penasaran.

Seperti apa suasana Hotel Tugu Malang? Simak ulasannya berikut ini.

ADVERTISEMENT

Hotel Tugu Malang Simpan Perabotan Antik

Saat masuk ke dalam Hotel Tugu Malang, pengunjung akan disambut dengan berbagai perabotan antik serta lukisan-lukisan. Gaya khas campuran budaya Tionghoa dan Jawa sangat terasa saat melihatnya.

Hotel ini mulai berdiri awal tahun 90-an silam. Pendiri sengaja merancang Hotel Tugu untuk menampung beragam koleksi antik yang dimiliki. Konsepnya pun mengangkat seni dan romantisme Jawa.

Pendiri Tugu Hotel, Anhar Setjadibrata memiliki banyak koleksi benda seni dan budaya yang terkenal di Indonesia. Dia pun merancang butik-butik untuk menampung barang-barang antik dari berbagai dunia. Ada juga barang koleksi yang mengandung cerita romantis serta legenda kerajaan kuno Indonesia.

"Misi Tugu adalah menghidupkan kembali seni, jiwa dan romantis masa lampau di Indonesia. Pengalaman Indonesia sepenuhnya ini dicapai tidak hanya melalui desain dan dekorasi bertema seni. Tapi juga dari berbagai pengalaman budaya yang hanya bisa dinikmati para tamu di hotel," urai Manager Marketing Hotel Tugu, Cresentia kepada detikJatim saat wawancara tahun 2017.

Hotel Tugu di MalangPerabotan Hotel Tugu Malang Foto: Muhammad Aminudin

Selain itu, ada artefak kuno dari Dinasti Ming yang disimpan di Hotel Tugu Malang. Artefak itu awalnya dimiliki oleh Oie Tiong Ham, seorang konglomerat dan Raja Gula di Asia Tenggara awal abad 20.

Ada juga koleksi Dinasti Han maupun Dinasti Qing yang diletakkan di ruangan khusus. Kini, koleksi-koleksi itu jadi milik pribadi pemilik Hotel Tugu Malang.

Seperti Patung mitologi Dinasti Shang dari tahun 1600 sebelum masehi. Berbagai porselen antik dari zaman Dinasti Han hingga Dinasti Qing, kursi antik Cina, sulaman antik milik nenek Oei Tiong Ham, serta lemari antik dari Cina juga turut menghiasi ruangan megah ini.

Ada juga meja konferensi panjang dari zaman penjajahan Belanda di tengah-tengah ruangan ini. Gunanya untuk meja jamuan makan dan rapat eksklusif dengan kapasitas ruangan hingga 40 orang. Ruangan ini juga dianggap membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi penggunanya.

Baca ada lukisan wanita berbaju putih di Hotel Tugu Malang pada halaman selanjutnya

Ada Lukisan Wanita Berbaju Putih dan Berambut Panjang

Lukisan kuno di Hotel TuguLukisan kuno di Hotel Tugu Foto: Muhammad Aminudin

Salah satu ruangan di Hotel Tugu Malang juga menyimpan koleksi unik. Salah satunya sebuah lukisan kuno bergambar wanita berbaju putih dengan rambut panjang hitam.

Sosok yang menawan namun sebagian orang menganggap mistis bila dipandang. Di bawah lukisan kuno itu, ada nama Oei Hui Lan. Siapa dia?

"Lukisan wanita itu adalah Oei Hui Lan, putri dari Oei Tiong Ham, Raja Gula di Asia Tenggara awal Abad 20," ujar Crescentia.

Dalam lukisan itu, Oei berdiri memakai baju sutera warna putih, tatapannya tajam dengan rambut dibiarkan terurai ke bawah.

Lukisan itu diletakkan di sebuah ruangan yang minim penerangan lampu. Ruangan itu dinamai The Sugar Baron Room atau Ruang Radja Gula, persis dengan gelar yang disandang ayahanda Oei Hui Lan, Oei Tiong Ham.

"Oei Hui Lan dengan kecantikannya, sempat menjadi ambassador bagi negerinya di negara Eropa. Karena itu, di jamannya Oei Hui Lan sangat terkenal dan banyak kolega orang-orang besar di Benua Eropa, seperti Edda Mussolini, Winston dan Randolph Churchill, Queen mary, Queen Elizabeth, Madame Chiang kai Shek dan masih banyak lagi," urai Cresentia.

Gaya hidup Oei Hui Lan yang mempesona di zamannya, menghantarkan mendapat penghargaan sebagai wanita berbusana terbaik oleh Majalah Vogue pada awal abad ke 20. Oei Hui Lan menikah dengan Raden Ajeng Kasinem saat berusia 17 tahun.

Kondisi ekonomi cukup mapan membawa gaya hidup Oei Hui Lan sangat mewah hingga mencapai usianya yang ke 103 tahun. Dia dikelilingi orang-orang kelas atas dari seluruh dunia selama abad ke 20. Oei Hui Lan menuliskan perjalanan hidupnya pada sebuah buku berjudul 'No Feast Last Forever'.

Cresentia mengatakan, ruangan di mana lukisan Oei Hui Lan berada tujuannya untuk mengenang sejarah keluarga Oei Tiong Ham. Ruangan ini dilengkapi dengan perabotan antik asli dari Cina yang begitu langka dan sangat indah dari periode zaman Dinasti Han dan Dinasti Qing.

Hotel Tugu Malang jadi Favorit Tokoh Nasional

Di balik Hotel Tugu Malang yang legendaris, penginapan ini ternyata menjadi favorit para tokoh nasion. Seperti Megawati Soekarnoputri. Hampir setiap kunjungannya ke Malang atau Blitar, Presiden Indonesia ke-5 ini selalu memilih Hotel Tugu Malang.

"Bu Mega sudah sejak awal Tugu berdiri sampai jadi presiden bahkan sampai sekarang, senang dengan makanan dan keasrian hotel," ungkap Cresentia.

Selain itu, Presiden RI lainnya yang pernah berkunjung yakni Jokowi, SBY, Gus Dur, dan BJ Habibie. Ada juga wakil presiden Tri Sutrisno, Prabowo Subianto, Panglima TNI dan Kapolri.

"Semua pernah tinggal di Tugu, banyak memilih karena kenyamanan serta lokasinya. 54 Duta besar pernah menggelar acara di Tugu. Selain artis Titik puspa, Yessy Gusman, Desy Ratna Sari dan banyak lagi lainnya," beber Cresentia.

Halaman 2 dari 2
(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads