Kapal Pesiar LE Laperpuse berbendera Prancis bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo. Kapal pesiar ini membawa rombongan turis asal Prancis.
Rombongan ini lalu turun untuk melihat wisata yang ada di Kota Probolinggo dari dekat, baik kultur dan budayanya. Dari kapal pesiar, turis turun ke dermaga menggunakan sekoci.
Kedatangan para turis ini disambut anggota Satuan Polisi Air Polres Probolinggo guna melakukan pengamanan selama melakukan penyeberangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan mengendarai ratusan becak, wisatawan ini mengunjungi sejumlah tempat. Mulai kehidupan nelayan pesisir pantai utara, aktivitas pasar tradisional, bangunan peninggalan Belanda, dan sejumlah rumah ibadah seperti Gereja Merah yang hanya ada 2 di dunia ini, dan Museum Probolinggo.
Di Museum Probolinggo, mereka disambut Tarian Lengger atau tarian ucapan selamat datang. Dengan kultur budaya pesisiran, tarian ini membuat para turis takjub dan senang.
Gereja Merah yang merupakan gereja peninggalan belanda tidak luput untuk disinggahi. Gereja yang dibangun pada tahun 1862 ini hanya ada 2 di dunia, di Kota Denhag Belanda dan kota Probolinggo Indonesia.
"Senang bisa singgah di Kota Probolinggo, bisa melihat Gereja Merah, sisa penjajahan Belanda di Indonesia, suka dengan kultur budaya dan masyarakat Indonesia yang ramah," ujar salah satu turis, Anne Marie.
Plt Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Dan Pariwisata Pemkot Probolinggo Fajar Poernomo mengatakan ini merupakan kedatangan turis perdana setelah 3 tahun Indonesia diserang virus Corona.
"Sudah sering kita disinggahi kapal pesiar dan disukai pengunjung asal mancanegara, mungkin mau datang ke Gunung Bromo, dan Gereja Merah yang hanya ada 2 di dunia ini, semoga akan terus berdatangan kapal pesiar mengangkut wisatawan nantinya," kata Fajar.
Fajar berharap ke depan semakin banyak lagi kapal pesiar lainnya mau singgah di kota mangga, dengan pelayanan pariwisata yang semakin meningkat.
(iwd/iwd)