Wisata religi Kota Probolinggo, Museum Rasulullah ditutup. Museum yang berada di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran itu ditutup oleh pihak pengelolanya.
Padahal, Museum Rasulullah merupakan salah satu ikon wisata religi andalan di Kota Probolinggo. Museum itu tak hanya dikunjungi oleh umat muslim tetapi juga non-muslim.
Pantauan detikJatim di lokasi, terlihat seluruh pintu masuk dan keluar museum ditutup, bahkan semua tulisan Museum Rasulullah di dinding museum bagian depan dan di dekat pintu masuk sudah dihapus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, tulisan stiker yang terbuat dari acrilik hitam juga dilepas dan dicat putih. Jadi semua tulisan di atas triplek dekat pintu masuk juga hilang.
Penutupan museum rupanya diumumkan di akun Instagram Museum Rasulullah. Dalam postingannya disebutkan museum ditutup untuk sementara terhitung sejak tanggal 8 September 2022 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Alasannya, yakni karena ada perawatan dan pemeliharaan benda-benda koleksi museum berupa artefak Rasulullah.
Karena penutupan itu, sejumlah wisatawan yang akan berkujung ke sana akhirnya harus putar balik. Salah satunya yakni rombongan wisatawan mancanegara yang datang dengan menggunakan kapal pesiar berbendara Perancis, MV. Le Laperouse.
Karena gagal berkunjung ke museum, wisatawan yang hadir hanya disugguhi benda bersejarah lainnya dan tarian-tarian lokal oleh Dinas Olahraga, Pemuda Dan Pariwisata Kota Probolinggo. Penampilan itu masih berada di dalam satu area museum.
Terpisah, pihak pengelola Museum Rasulullah,Tjoe Yudhis Gatri, mengatakan Museum Rasulullah ditutup karena terus merugi. Apalagi sejak adanya pandemi COVID-19. Sehingga jumlah kunjungan menurun drastis.
Menurut Tjoe, agar kerugian tidak terus bertambah maka museum yang telah dikelola itu ditutup sementara. Ia mengaku selama ini museum yang dikelola tak mendapat dukungan dari pihak lain.
"Dengan berat hati kami tutup. Kami tidak ingin merugi terus-terusan, sejak pemberlakuan PPKM saat pandemi COVID- 19, sudah mau saya tutup, tidak mampu kalau tidak ada bantuan dari pihak lain, tidak bisa sendirian mengelola Museum Rasulullah ini," kata Yudhis, Rabu (21/9/2022).
Yudis menambahkan keberadaan barang peninggalan Nabi Muhammad dan sahabat atau artefak sudah ada di Jakarta. Dan Yudis secepatnya akan memberikan informasi secara tertulis ke pihak Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Probolinggo.
Puluhan artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tersebut akan diserahkan ke pemiliknya. Yakni, Profesor Abdul Manan Embong, dari GW (Galeri Warisan) MAR, Malaysia. Namun oleh pihak pemilik dipasrahkan ke orang kepercayaannya yang ada di Indonesia.
"Barang-barangnya sudah kami bawa ke Jakarta, perjanjian kerjasama, jadi kami kembalikan ke pemiliknya. Yakni warga negara Malaysia. Namun oleh pemilik dipasrahkan secara tertulis ke orang Indonesia, jadi saya sudah lepas tanggung jawab barang peninggalan Nabi Muhamad SAW," terang Yudis.
Sardi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), saat dikonfirmasi, Pihaknya tidak tahu kalau Museum Rasulullah ditutup. Ia mengaku baru mengetahui dari media sosial.
"Untuk penutupan Museum Rosulullah, awalnya pihaknya tidak diberi tahu oleh pihak pengelolanya, baru tahu dari Medsos kalau museum ditutup sementara, seharusnya disampaikan secara tertulis ke pihaknya, karena perjanjian awal tertulis ya berakhir pamit ya juga secara tertulis" ujar Sardi.
Rosnia, warga Kota Probolinggo, menyayangkan wisata andalan Kota Probolinggo, kenapa harus ditutup dan tidak dipertahankan oleh Pemerintah Kota Probolinggo, apalagi museum ini merupakan peninggalan Baginda Rosulullah, dimana Nabi Muhamad SAW merupakan panutan umat muslim di seluruh dunia.
"Kenapa ditutup Museum Rasulullah, kok tidak dipertahankan sih oleh Pemkot Probolinggo, itu peninggalan Baginda Muhamad SAW, nabi terakhir panutan umat muslim seluruh dunia, 1 ikon wisata religi Kota Probolinggo hilang, sedih mendengarnya, kata Rosnia.
Sekedar diketahui, sebagian benda-benda bersejarah milik Museum Probolinggo, yang dititipkan di UPT Disdikbud Kecamatan Kademangan dan Museum dr Mohamad Saleh, belum dikembalikan ke tempat semula yakni, Museum Probolinggo.