Mendaki gunung merupakan salah satu aktivitas outdoor yang banyak digemari. Terlebih di musim pendakian, saat cuaca terbilang bersahabat.
Salah satu gunung di Jatim yang kerap menjadi tujuan para pendaki yakni Gunung Arjuno. Secara administratif, gunung ini berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.
Gunung Arjuno berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Pendakian Arjuno disebut-sebut cukup menantang, meski soal tantangan itu sifatnya relatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, detikers harus menggali sebanyak-banyaknya informasi sebelum mendaki. Agar bisa mengatasi semua tantangan yang tersaji di alam. Agar pendakiannya menyisakan cerita yang seru dan tak terlupakan.
Berikut sederet tantangan mendaki Gunung Arjuno:
Waktu Pendakian Lumayan Lama
Gunung Arjuno-Welirang/Foto file: Muhajir Arifin /detikcom
|
Pendaki akan melewati sumber mata air Pet Bocor, Kop-Kopan, Pondokan dan Savana 2. Pendakian ini mewajibkan Anda membawa perlengkapan tenda. Tempat yang biasa digunakan untuk mendirikan tenda yakni di Kop-Kopan, Pondokan, Lembah Kidang dan Savana 2.
Semangat menuju puncak jangan sampai membuat detikers lupa bahwa, pendakian yang lama membutuhkan istirahat yang cukup. Juga logistik yang mendukung.
Ada Cerita soal Alas Lali Jiwo dan Pasar Setan
Gunung Arjuno-Welirang dari kejauhan/Foto file: Muhajir Arifin
|
detikers harus tetap konsentrasi saat mendaki. Pikiran jangan sampai kosong. Jangan sampai melamun atau bertingkah tak wajar.
Sementara alas Lali Jiwo ada di jalur pendakian via Tretes. Lali Jiwo berarti 'lupa diri'. Pendaki diminta berhati-hati agar tidak sampai tersesat.
Saat Hujan dan Muncul Kabut
Gunung Arjuno-Welirang dari Gunung Penanggungan/Foto: Fariz Ilham Rosyidi/d'Traveler
|
Apalagi saat pendaki berada di medan berbatu, terjalnya cukup membahayakan. Maka pastikan membawa jas hujan, memakai sepatu sesuai standar dan perlengkapan penunjang lainnya.
Jalur Pendakian Kota Batu Kerap Membingungkan
Gunung Arjuno-Welirang dari kejauhan/Foto file: Muhajir Arifin
|
Tak banyak pendaki yang memilih jalur pendakian Kota Batu. Sehingga tumbuhan liar masih lebat dan tinggi. Itu juga cukup menyulitkan serta membingungkan pendaki.