Wisata alam di Jawa Timur menarik untuk dikunjungi saat akhir pekan. Provinsi di timur Pulau Jawa ini memiliki sejumlah wisata alam dengan panorama cantik yang memanjakan mata.
Memang, berkunjung ke Jatim tak lengkap jika tidak mampir ke wisata alamnya. Di Jatim, ada sejumlah gunung dengan pemandangan yang ciamik. Berlibur ke sejumlah gunung akan membuat pengunjung serasa refresh sejenak. Pegunungan di Jatim masih alami dan menawarkan udara sejuk.
Selain gunung, Jatim juga memiliki pantai yang eksotis. Pemandangan di pantai juga tak kalah cantik dengan pasir putih hingga deburan ombak yang bersahutan. Pantai-pantai ini membentang mulai dari Pacitan hingga Banyuwangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan pun jatuh di tangan wisatawan, apakah lebih memilih ke gunung atau pantai, karena semuanya sama-sama menarik. Apalagi jika berkunjung dengan keluarga atau pasangan. Pasti akan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Kali ini, detikJatim menghimpun sederet wisata alam yang menarik di Jatim, catat ya!
Gunung Bromo
Wisata Bromo/Foto: M Rofiq/detikcom
|
Hal ini bukan tanpa alasan. Gunung Bromo merupakan laboratorium hidup antara keindahan panorama yang tersaji, dengan kearifan lokal suku yang mendiaminya. Tak hanya cantik, Gunung Bromo ini didiami Suku Tengger yang senantiasa menjaga kelestarian alamnya.
![]() |
Di sini, pengunjung tak hanya bisa menikmati pemandangan gunung yang memanjakan mata. Namun, ada sejumlah hal-hal menakjubkan yang menanti wisatawan. Mulai dari eksotisme kawah Gunung Bromo, pasir berbisik yang mempesona, hingga hijaunya padang savana atau bukit Teletubbies yang menyegarkan mata.
Ke Bromo, pengunjung juga bisa mencoba pengalaman baru. Mulai dari menikmati matahari terbit di bukit penanjakan, naik jeep menuju pasir berbisik, berkuda, hingga piknik di bukit Teletubbies.
Ranu Kumbolo Semeru
Ranu Kumbolo Semeru/Foto: (Edelweiss Blogger/d'Traveler)
|
Oleh para pendaki, Ranu Kumbolo sering disebut sebagai 'Surganya Gunung Semeru'. Biasanya, pendaki yang hendak menuju puncak Mahameru akan menyempatkan diri mendirikan tenda di sini. Selain untuk beristirahat sejenak, para pendaki juga melepas lelah dengan disuguhi pemandangan yang menakjubkan.
Diketahui, Ranu Kumbolo terletak di ketinggian 2.400 mdpl. Untuk mencapai Ranu Kumbolo, pengunjung dapat melalui jalur pendakian Watu Rajeng atau Bukit Ayek Ayek yang berjarak sekitar 8 km dari pos pendaftaran Ranu Pani. Namun, lebih disarankan memilih jalur Watu Rajeng karena medannya yang lebih friendly untuk pendaki pemula.
Tertarik berkemah ke sini?
Telaga Sarangan
Telaga Sarangan (Foto: Sugeng Harianto/detikcom)
|
Bukan telaga biasa, di sini pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang mempesona. Udara di sekitar telaga juga sejuk dan asri. Pengunjung tak hanya bisa menikmati telaga dengan mata telanjang, namun ada sejumlah speed boat yang bisa disewa untuk mengelilingi telaga.
Selain itu, di sini juga terdapat sejumlah gerai oleh-oleh hingga makanan khas yang memanjakan lidah. Jika berkunjung ke sini, jangan lupa mengambil foto terbaikmu ya, detikers!
Gunung Kelud
Gunung Kelud/Foto: Istimewa
|
Sempat tutup saat pandemi COVID-19, kini Gunung Kelud telah dibuka kembali. Banyak wisatawan yang antusias bertangan ke sini. Salah satu momen favorit masyarakat yakni saat siluet matahari terbit dan terhalang ketiga puncaknya.
Selain itu, saat kemarau dan senja juga menjadi pilihan pendaki karena bisa memotret cantiknya barisan pegunungan lain yang tampak indah dari Gunung Kelud. Lalu, ada pula kawah Gunung Kelud yang memiliki panorama ciamik.
Namun, jika tak ingin mendaki sampai ke puncak, wisatawan bisa mencicipi wisata yang ditawarkan di lereng Gunung Kelud. Misalnya saja ada Kampung Indian Kediri yang akan membawa pengunjung serasa di desa Suku Indian.
Blue Flame Kawah Ijen
Blue Flame di Kawah Ijen Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani/detikJatim
|
Namun wisatawan tak bisa sembarangan datang jika ingin menilik blue flame. Karena, pengunjung harus mendaki sejak dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Pendakian ini biasanya memakan waktu hingga 3 jam.
Api biru muncul saat menjelang matahari terbit, hingga kemudian tak kelihatan pada saat sunrise. Hal ini bisa jadi dikarenakan cahaya yang muncul lebih terang karena sinaran matahari.
Jika ke sini, jangan lupa memakai pakaian yang hangat ya. Karena udara dingin cukup menyeruak hingga ke tulang, apalagi saat dini hari. Namun, semua hal ini akan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan.