Presiden pertama RI Soekarno lahir di sebuah rumah sederhana di Jalan Peneleh Gang Pandean. Setelah menjalani masa kanak-kanak di beberapa daerah di Jatim, Soekarno kembali ke Surabaya untuk menempuh pendidikan di HBS. Pada masa itulah ia tinggal indekos di Rumah H.O.S Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII.
Sejak 27 November 2017 rumah H.O.S Tjokroaminoto itu menjadi salah satu cagar budaya dan diresmikan sebagai museum oleh Wali Kota saat itu Tri Rismaharini. Hari ini, bersamaan dengan hari libur peringatan Hari Lahir Pancasila Rabu (1/6/2022), rumah itu kedatangan banyak pengunjung.
Achmad Syaifuna Arief, pemandu Museum H.O.S. Tjokroaminoto dari Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olah Raga dan Pariwisata (DKKORP) Surabaya mengatakan mengatakan bila pada hari biasa setidaknya ada 20 orang pengunjung Museum, hari ini ada sekitar 100 orang yang berkunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang lebih rame dibandingkan hari biasa. Selama pandemi tutup, baru Oktober 2021 buka kembali. Lebih banyak didominasi pelajar. Banyak tanya mereka, salah satunya bagaimana peran Bung Karno, siapa saja yang tinggal di sini, dan juga ingin melihat kamar Bung Karno," katanya kepada detikJatim, Rabu (1/6/2022).
![]() |
Salah satu pengunjung dari penggerak aktivis Peneleh regional Blitar Budi Hew (27) mengaku sengaja datang ke Museum H.O.S. Tjokroaminoto tepat di Hari Lahir Pancasila. Alasannya, ia memandang bahwa rumah tersebut menyimpan nilai yang sangat besar bagi negara.
"Ini titik awal kemajuan nasional di sini. Banyak yang ngekos dan berkumpulnya kaum pergerakan. Lokasi ini lokasi sakral untuk membangkitkan kami. Bagi saya pribadi, saya orang sejarah, tempat seperti ini tempat yang sangat menarik dan paling saya sukai," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Soekarno menghabiskan masa mudanya di rumah tersebut sejak 1916 silam. Saat itu Soekarno menempuh pendidikan di HBS Surabaya sembari berguru kepada H.O.S Tjokroaminoto sang pendiri Syarekat Islam. Pada masa-masa itu pula Soekarno menjalani Islam dengan mengikuti mimbar agama Tjokroaminoto.
Tidak hanya itu, Achmad Syaifuna Arief menyebutkan bahwa ketika Soekarno indekos di rumah itu ia kerap mengunjungi Toko Buku Peneleh yang letaknya berada di Gang VII nomor 22. Tidak jauh dari tempat tinggalnya di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, sekitar 10 meter.
Melalui buku-buku yang ia baca dan dialog dengan orang-orang yang ia temui, Soekarno muda pun mulai mempelajari nasionalisme dan pergerakan Islam hingga menjadi Bapak Bangsa yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
(dpe/iwd)