Melihat Kemegahan-Simbol Toleransi Masjid Jami Tertua di Kota Malang

Melihat Kemegahan-Simbol Toleransi Masjid Jami Tertua di Kota Malang

Muhammad Aminudin - detikJatim
Minggu, 24 Apr 2022 08:56 WIB
Masjid Agung Jami Kota Malang
Masjid Agung Jami' Kota Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Jika berwisata ke Kota Malang, jangan lupa mampir ke Masjid Agung Jami' ya. Masjid megah ini merupakan simbol toleransi umat beragama di Malang. Berada di samping Gereja Immanuel, kerukunan dua agama terpupuk sangat baik.

Masjid Jami' Kota Malang adalah tempat ibadah umat Islam tertua di Kota Malang. Keberadaan Masjid Jami' Malang, bukan hanya sebagai tempat ibadah saja. Melainkan simbol toleransi yang sudah terpupuk ratusan tahun lamanya.

Sudah lebih dari seabad, masjid jami Malang bertetangga dengan Gereja Immanuel milik umat Nasrani. Masjid Jami' Malang didirikan pada tahun 1890 di atas lahan seluas hampir 3.000 meter persegi. Tak jauh di sisi utara, berdiri GBIP Immanuel yang dibangun tahun 1861 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasi kedua tempat ibadah ini berada di Jalan Merdeka Barat atau kawasan Kauman, akronim dari Kaum Beriman. Lokasi Masjid Jami' berada di sebelah barat Alun-alun pusat Kota Malang.

Masjid Agung Jami' Kota MalangGereja Immanuel yang berdampingan dengan Masjid Jami' Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim

Jika ditinjau dari bentuknya, Masjid Agung Jami' Malang mempunyai dua gaya arsitektur, yaitu arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Gaya arsitektur Jawa terlihat dari bentuk atap masjid bangunan lama yang berbentuk tajug.

ADVERTISEMENT

Sedangkan gaya arsitektur Arab terlihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan juga konstruksi lengkung pada bidang-bidang bukaan seperti pintu dan jendela.

Pengawas Yayasan Masjid Jami' Malang, Haji Abdul Aziz mengungkapkan, saling pengertian menjadi modal untuk menjaga toleransi.

Hal itu sudah diwujudkan dalam beberapa momen, misalnya ketika Idul Fitri dan Idul Adha. Sebagai masjid terbesar di Kota Malang, Masjid Jami' akan didatangi ribuan jemaah saat pelaksanaan salat Idul Fitri dan Idul Adha. Maka, pihak gereja akan mengundur waktu pelaksanaan kebaktian.

"Toleransi dengan gereja sebelah (Immanuel) sebetulnya pada dasarnya saling pengertian. Di Al-Qur'an sudah dijelaskan Lakum Dinukum Waliyadin beda agama tetapi kemanusiaan ini kan tetap berjalan dengan baik. Modal dasarnya adalah pengertian," kata Abdul saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (24/4/2022).

Abdul Aziz menuturkan, tidak hanya saat salat Id. Ketika ada gelaran pengajian, takmir masjid juga memberikan informasi sebelum pelaksanaan.

Tujuannya agar tidak mengganggu jemaat di gereja saat ibadah berlangsung bersamaan. Hal itu juga berlaku bagi takmir masjid. Jika gereja membutuhkan tempat untuk parkir jemaat, halaman depan masjid bisa digunakan untuk parkir.

"Begitu juga saat mereka (umat Nasrani) ada kebaktian butuh tempat kita ya silakan menggunakan halaman depan masjid untuk parkir atau yang lain," ujarnya.




(hil/fat)


Hide Ads