Kampung Warna-Warni Jodipan Malang Dipasang EWS, Alarm Datangnya Banjir

Kampung Warna-Warni Jodipan Malang Dipasang EWS, Alarm Datangnya Banjir

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 20 Apr 2022 14:23 WIB
EWS di Kampung Warna-warni Jodipan
EWS di Kampung Warna-warni Jodipan Malang (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Suara meraung terdengar nyaring di Kampung Warna-Warni, Jodipan, Kota Malang. Suara ini muncul saat elevasi air Sungai Brantas meningkat, sore kemarin (19/4/2022).

Ternyata, suara itu berasal dari Early Warning System (EWS), yang menjadi alarm penanda sekaligus mengingatkan warga akan bahaya banjir.

EWS dipasang Perum Jasa Tirta I selaku pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, sejak akhir Desember 2021 lalu. Alat deteksi dini bahaya banjir tersebut, diletakkan tak jauh dari ruang informasi di bawah jembatan kaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumiati (50) salah satu warga mengaku, sudah dua kali ini alarm EWS berbunyi selama bulan puasa Ramadan. Terakhir berbunyi sore kemarin, sekitar pukul 15.30 WIB.

Bersamaan dengan bunyi alarm EWS, air mulai mengenangi bagian depan rumahnya yang berjarak kurang dari 100 meter dari letak EWS dipasang.

ADVERTISEMENT

Ia pun bergegas menyelamatkan kulkas dan sejumlah barang-barang dagangannya yang dijajakan depan rumah.

"Kemarin alarm bunyi, air sampai depan rumah sini, kulkas dan barang-barang saya selamatkan. Beda dengan yang dulu, lampu merah dan kuning menyala, kemarin hanya kuning saja," ujarnya ditemui di lokasi, Rabu (20/4/2022).

Namun, Sumiati mengungkapkan, jika air yang meninggi, perlahan surut ketika akan memasuki waktu buka puasa. "Gak lama, mau Magrib sudah surut," ungkapnya.

Hujan deras memang mengguyur wilayah Malang Raya kemarin sore. Bukan hanya menyebabkan elevasi air sungai Brantas meningkat, tetapi banjir juga menggenangi sejumlah titik di Kota Malang.

Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto menuturkan, EWS dipasang sebagai tanda peringatan bagi warga ketika potensi banjir akan terjadi di aliran sungai Brantas.

"EWS dipasang sebagai peringatan dini, bagi warga Kampung Warna-Warni," katanya terpisah.

Alie mengaku, memang sejak Ramadan bersamaan dengan tingginya intensitas hujan, EWS sudah berbunyi sebanyak dua kali. "Sudah dua kali bunyi sejak Ramadan, terakhir kemarin sore," akunya.

Sementara itu, Dirut Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant menambahkan, pihaknya memasang EWS pada 28 Desember 2021, berfungsi untuk memperingatkan penduduk di tepi sungai Brantas, apabila debit atau elevasi air sungai mengalami peningkatan dan sungai memasuki kondisi siaga banjir.

"EWS akan mengingatkan bila elevasi air di sungai Brantas naik memasuki siaga banjir, sehingga masyarakat di sempadan dan bantaran sungai bisa lebih waspada," imbuh Raymond.

Perum Jasa Tirta I mencatat, ada beberapa kali debit air skala terbesar yang pernah terjadi di DAS Brantas. Pertama pada 26 Desember 2007, saat itu debit air sungai mencapai 1.582 meter kubik per detik.

Berikutnya, debit air terbesar kedua terjadi pada 4 Febuari 2004 dengan debit air 1.460 m3/detik. Ketiga terjadi pada 1.370 m3/detik pada 15 Januari 1961.

Tinggi debit air terakhir dicatat pada 8 April 2022 kemarin, yakni mencapai 587 m3/detik. Kala itu air sungai sudah naik hampir ke rumah warga Kampung Warna-Warni yang berdekatan dengan sungai.

EWS waktu itu berbunyi dengan dua lampu merah dan kuning menyala bersamaan, sebagai tanda siaga banjir.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads