Suasana wisata alam Sirah Kencong di Desa Ngadirenggo, Wlingi, Blitar sudah tak sama lagi seperti 2 tahun lalu. Kini, area perbukitan dan perkebunan teh itu tampak tak terawat dan mengeluarkan aroma tak sedap.
Sirah Kencong, merupakan perkebunan teh milik PTPN XII. Landskap dan kontur perbukitan nan hijau, menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi dengan ketinggian 1179 MDPL itu. Terlebih, ada pemandangan perkebunan teh yang menghampar luas.
Kawasan berhawa sejuk ini ibarat "puncak" bagi warga Jatim. Sebagian menyebut Sirah Kencong sebagai wisata alternatif bagi orang yang ingin merasakan hawa sejuk perbukitan. Karena selain menyaksikan hamparan kebun teh, pengunjung juga bisa menikmati indahnya air terjun dan spot-spot foto yang instagramable.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deskripsi itu merupakan kondisi 2 tahun yang lalu. Kini, suasana adem dan hawa sejuk itu nampak sirna perlahan. Ada beragam faktor yang menyebabkan itu terjadi.
Pertama adalah infrastruktur jalan yang nampak tak terawat. Selama perjalanan menuju lokasi, sebagian pengunjung tampak mengelus dada. Karena jalan yang rusak dan banyak lubang.
![]() |
"Tidak nyaman lagi jalannya, banyak yang bolong-bolong. Kalau naik mobil masih mendingan. Kalau naik motor ya bahaya, karena lubangnya dalam. Apalagi habis hujan kan enggak kelihatan. Bahaya itu, padahal jalannya makin sempit," tutur Isti, pengunjung asal Sidoarjo kepada detikJatim, Selasa (29/3/2022).
Tak hanya mengeluhkan akses jalan menuju lokasi, Isti juga mengeluhkan kondisi spot wisata Sirah Kencong yang nampak lapuk dan tidak terawat. Menurut dia, spot foto yang terbuat dari kayu mulai rapuh. Rumput-rumput liar juga tumbuh di tanaman bunga. Kondisi itu tampak dibiarkan tanpa dibersihkan.
"Ibaratnya kalau dulu itu bersolek. Tapi sekarang enggak estetik lagi. Hawanya enggak lagi segar, seperti layaknya kebun teh. Karena sudah terkontaminasi bau busuk dari kotoran sapi. Bau busuk itu sangat menyengat dan mengganggu," imbuh Isti.
Aroma busuk yang tercium itu ternyata tidak hanya dirasakan Isti. Sebagian pengunjung pun merasakannya. Aroma tak sedap itu tercium saat memasuki Desa Tegalasri sampai ke lokasi.
Tak hanya itu, pemandangan perbukitan juga tertutup oleh dinding setinggi 2 meter dan sepanjang satu kilometer di sisi timur. Hal itu dianggap sangat mengganggu.
Baca juga: Kota Blitar Bakal Punya Museum PETA |
![]() |
"Eman banget. Seharusnya di sinilah titik keindahannya. Menikmati pemandangan alam terasiring kebun teh yang hijau, serta hawa segar. Keindahan Blitar yang punya nilai jual wisata, malah ditutupi dinding dan bau tletong," ujar Akok, pengunjung asal Jogja.
Aroma busuk dan dinding yang menutupi kawasan Sirah Kencong disinyalir gegara sebuah pabrik yang berdiri dekat situ. Ya, Sirah Kencong saat ini berada tepat di atas kandang sapi PT Greenfields.
Pabrik susu yang diputus bersalah melakukan pencemaran lingkungan oleh PN Blitar ini masih tetap beroperasi. Dinding yang menutupi sisi timur jalan itu menjadi penyekat antara pembuangan limbah cair dan padat. Bangunan itu diperluas oleh PT Greenfields sejak awal pandemi.
Pihak pengelola Sirah Kencong tidak merespons saat dihubungi detikJatim. Namun, perubahan mencolok di tempat wisata Sirah Kencong tersebut diakui Sekretaris Disparbudpora Pemkab Blitar, Arinal Huda.
"Sirah Kencong sejak awal tahun sudah buka. Mungkin pengunjung belum optimal, jadi belum secara massif ada pemeliharaan. Tapi kalau soal bau dan tembok Greenfields itu merupakan kekurangan-kelebihan investasi. Maunya baik dan bagus semua. Semoga akses dari Semen bisa segera terealisasi dan mengurangi dampak yang seperti itu," pungkas dia.
(hse/fat)