Pemkab Banyuwangi telah membentuk tim peneliti blue flame di TWA Kawah Ijen. Tim blue flame ini nantinya akan memaparkan secara ilmiah adanya blue flame di gunung yang berbatasan langsung dari Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso ini.
Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Ainur Rofik mengatakan, tim peneliti ini dibentuk seiring dengan adanya permintaan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
"Jadi kita akan bentuk tim peneliti untuk blue flame Kawah Ijen. Ini sesuai dari permintaan BBKSDA Jatim," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (25/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim ini, kata Rofik, terdiri dari beberapa akademisi, penambang belerang dan tim ahli dari Geopark Ijen. Selain itu, pihaknya juga sedang mengumpulkan literatur penelitian yahh dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari mancanegara sejak abad ke 17.
"Tim Blue flame terdiri dari akademisi, penambang belerang yang termasuk pelaku fakta empiris tentang blue fire Ijen dan tim ahli kami dari Geopark Ijen. Ada beberapa literatur abad 17 yang juga kita siapkan," katanya.
"Tim itu ada tim ahli kami dari Geopark Ijen yang saat ini menyusun Geopark Unesco, kebetulan ada ahli geologi akademisi juga dari alumni ITB. Kita juga mencari bukti empiris dari para penambang belerang pelaku setiap hari bergelut dengan blue flame," tambahnya.
Hasil penelitian itu, kata Rofik, akan dipaparkan ke BBKSDA Jatim.
"Kita akan paparkan dalam koordinasi. Kita minta waktu memaparkan secara ilmiah," pungkasnya.
Mengenai blue flame yang tak menjadi salah satu data tarik wisata di Kawah Ijen, kata Rofik, menurutnya hal tersebut menjadi kewenangan BBKSDA.
"Itu kewenangan BKSDA. Blue flame ini ada menjadi daya tarik wisatawan semua berpulang BKSDA atau tidak. Kami mempromosikan karena blue flame satu-satunya di dunia. Jadi pertanyaan kami kenapa tidak dijadikan atraksi utama?" pungkasnya.
(iwd/iwd)