BBKSDA Jatim Akan Bentuk Tim Kaji Fenomena Blue Flame di Kawah Ijen

BBKSDA Jatim Akan Bentuk Tim Kaji Fenomena Blue Flame di Kawah Ijen

Ardian Fanani - detikJatim
Rabu, 23 Feb 2022 21:25 WIB
blue flame di ijen
Blue Flame (Foto: Dok. Disbudpar Banyuwangi)
Banyuwangi -

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur akan membentuk tim untuk meneliti fenomena api biru atau blue flame yang terjadi di dasar Kawah Ijen. Penelitian ini diperlukan untuk memastikan apakah fenomena tersebut muncul secara alami atau justru merupakan fenomena buatan manusia.

Pelaksana harian (Plh) Kepala BBKSDA Jatim Wiwied Widodo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkab Banyuwangi, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) agar dilakukan kajian mendalam terkait fenomena blue flame tersebut.

"Kemarin juga nyampaikan, ada ahli geo vulkanik. Itulah yang kita minta untuk melakukan telaah, kajian. Itu jelas bisa dipertanggungjawabkan. Sebetulnya blue fire itu alami bukan?," ujar Wiwied kepada detikJatim, Rabu (23/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab selama ini, kata Wiwied, wisatawan tidak serta merta bisa menyaksikan fenomena blue flame tersebut.

"Kalau alami, semua wisatawan yang melakukan pengamatan atau menikmati fenomena di situ, di jam-jam tertentu apa tidak tertutup embun atau asap, maka pasti terlihat. Nggak perlu ada tulisan, kalau mau lihat dibakarkan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Jika memang hasil kajian ilmiah menyatakan bahwa fenomena blue flame ini terjadi secara alami, maka pihaknya tidak akan menutup mata akan potensi tersebut. BBKSDA akan menjadikan fenomena blue flame sebagai atraksi utama di TWA Kawah Ijen.

"Kalau memang itu alami bisa menjadi objek utama. Misalnya mereferensikan bisa di pukul 02.00 WIB, ya kita membuat kebijakan pukul 01.00 (dibuka) bukan pukul 03.00," tegasnya.

Sebaliknya, ketika belum ada kajian ilmiah secara jelas terkait fenomena blue flame tersebut, maka siapa yang akan bertanggungjawab ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ketika ada wisatawan yang memaksa turun ke dasar kawah untuk melihat blue flame.

"Kalau belum ada kejelasan, siapa yang bertanggungjawab akan keselamatan wisatawan yang turun ke bawah. Kan belum ada kajian ilmiahnya," tegasnya.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur menyatakan jika blue flame bukanlah atraksi wisata yang ditawarkan di TWA Kawah Ijen. Bahkan BBKSDA Jatim mempertanyakan kealamian blue flame yang menjadi daya tarik wisata.

Polemik ini muncul setelah wisatawan di TWA Kawah Ijen mengeluhkan tak bisa melihat blue flame. Hal ini dikarenakan jadwal pendakian di Gunung Ijen dibuka mulai pukul 03.00 WIB. Padahal waktu tempuh wisatawan menuju puncak Ijen sekitar 3 jam. Otomatis, hal itu dinilai mustahil bagi wisatawan melihat fenomena satu-satunya di dunia ini.

Ada pula pengakuan wisatawan yang bisa melihat blue flame di TWA Kawah Ijen, harus membeli paket seharga Rp 2 juta. Mereka bisa lebih awal mendaki Gunung Ijen pada pukul 01.00 WIB. Hal ini sangat memberatkan wisatawan untuk melihat daya tarik wisata berupa api biru di sekitar kawah Ijen.




(iwd/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads