Wisatawan mengeluhkan mahalnya Paket Wisata untuk bisa menyaksikan fenomena api biru atau Blue Flame di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. Mereka harus merogoh kocek hingga Rp 2 juta agar dapat melakukan pendakian pada pukul 01.00 WIB, sehingga bisa menyaksikan fenomena blue flame tersebut.
Namun Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) membantah adanya paket tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi pada BBKSDA Jawa Timur, Purwantono membantah adanya paket seharga Rp 2 juta untuk melihat keindahan fenomena api biru di Kawah Ijen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada paket itu. Ini menjadi catatan kami akan kami telusuri," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/2/2022).
Diakui Purwantono, pada tahun 2021 lalu pihaknya memang memberlakukan adanya surat izin memasuki kawasan konservasi (SIMAKSI) bagi yang melakukan pendakian sebelum pukul 03.00 WIB.
Hanya saja, SIMAKSI ini tidak diberlakukan kepada wisatawan secara umum, melainkan kepada pihak-pihak yang melakukan penelitian.
Untuk menerbitkan SIMAKSI tersebut harus ada permohonan secara resmi terlebih dahulu dari pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian.
"Ini untuk kegiatan di wilayah konservasi, seperti penelitian termasuk pengambilan foto komersil maupun non komersil. Jadi tidak khusus untuk tujuan blue fire saja. Apalagi paket wisata blue fire," ungkapnya.
Tak hanya itu, tarif yang ditetapkan oleh BKSDA untuk pengurusan SIMAKSI hanya sebesar Rp 250 ribu saja. "Saya tidak tahu persis kok bisa sebesar itu (Rp 2 juta)," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, wisatawan mengeluhkan tak bisa melihat blue flame di TWA Kawah Ijen. Namun ada beberapa wisatawan yang bisa melihat langsung fenomena api biru di Kawah Ijen. Namun, mereka harus merogoh kocek dalam untuk melihat keindahan api biru di Kawah Ijen. Rata-rata mereka membayar Rp 2 juta.
Salah satu wisatawan RD (43) mengaku membayar Rp 2 juta hanya untuk bisa melihat blue flame. Dia membeli paket blue flame yang ditawarkan saat di Paltuding, Ijen. Paket tersebut sebenarnya seharga Rp 2,3 juta dengan beberapa fasilitas. Diantaranya taksi troli Ijen, senter, jas hujan dan guide. Dan yang paling penting adalah RD bisa masuk sebelum waktu untuk wisatawan umum naik kepuncak Ijen yakni pukul 01.00 WIB.
"Jadi akhir Januari lalu saya mendaki ke Kawah Ijen untuk bisa melihat blue flame. Bayar Rp 2 juta. Kemarin mereka menawarkan paket Rp 2,3 juta. Tapi setelah saya tawar jadi Rp 2 Juta," ujarnya kepada detikJatim, Selasa (22/2/2022).
Harga tersebut, kata RD, agen travel beralasan untuk pembayaran Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI), agar bisa mendaki pukul 01.00 WIB. Menurut RD, selama pandemi COVID-19 ini, wisatawan memang tidak bisa menyaksikan fenomena blue flame. Sebab, pendakian ke Gunung Ijen baru dibuka pada pukul 03.00 WIB.
Padahal, fenomena blue fire tersebut hanya bisa disaksikan pada dini hari hingga menjelang subuh.
(iwd/iwd)