Aksi vandalisme menyasar Kantor PSSI Kota Blitar di Jalan Kelud, Kecamatan Kepanjenkidul. Diduga, aksi vandalisme ini imbas dari pemecatan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY).
Poster-poster bernada hujatan kepada PSSI ditempel di pintu, jendela, dan tembok kantor.
Vandalisme ini menjadi perhatian warga dan memunculkan beragam tanggapan, termasuk dari Ketua PSSI Kota Blitar. Berikut lima fakta terkait kejadian ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sasaran Vandalisme: Pintu, Jendela, dan Tembok Kantor
Poster-poster yang ditempel berisi kritik keras terhadap PSSI, dengan visual yang diduga menggambarkan Ketua PSSI Erick Thohir dan anggota Exco PSSI Arya Sinulingga. Mata keduanya disensor, sementara satu sosok lainnya ditutupi logo PSSI.
"Sudah sejak pagi, sampai sekarang (sore). Tapi tidak tahu siapa (yang menempelkan). Ya tahu-tahu sudah begitu," ujar Totok, warga setempat, Kamis (9/1/2024).
2. Tulisan Tajam di Poster
Isi poster yang ditempel tidak hanya berupa gambar, tapi juga tulisan bernada protes, seperti "Federasi Goblok" dan "No Reason No Reason. Tidak menerima narasi ataupun argumen yang berkelakar, Piala Dunia Harga Mati!!".
3. Ketua PSSI Kota Blitar: Ini Penyampaian Aspirasi Suporter
Ketua PSSI Kota Blitar, Yudi Meira menilai, aksi ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat terhadap pemecatan Shin Tae-yong.
"Itu mungkin cara masyarakat atau suporter untuk menyampaikan aspirasinya tentang STY. Tapi kan (pemecatan) STY kewenangan dari PSSI pusat, jadi kami tidak tahu," ujar Yudi.
4. Tidak Berdampak pada Operasional PSSI Kota Blitar
Meski menjadi sasaran vandalisme, Yudi menegaskan, operasional PSSI Kota Blitar tidak terganggu. Ia juga menyatakan bahwa kewenangan terkait timnas sepenuhnya ada di PSSI pusat.
"Sejauh ini tidak berpengaruh ke kami. Tapi kalaupun memang ada aspirasi kepada kami (secara resmi), pasti akan kami teruskan dan sampaikan ke PSSI Jatim," jelasnya.
5. Bukan Kasus Vandalisme Pertama di Blitar
Yudi mengungkapkan, aksi vandalisme serupa pernah terjadi sebelumnya, yakni di Stadion Soepriadi, Blitar. Saat itu, protes menyasar Arema FC yang hendak berkandang di stadion tersebut.
"Dulu ada vandalisme juga yang menolak Arema FC, tapi yang sekarang itu mungkin karena STY dipecat. Tidak masalah selama tidak ada perusakan fasilitas, tapi mungkin aspirasi bisa disampaikan dengan benar," tandas Yudi.
(irb/hil)