Perbandingan Kepelatihan STY dan Patrick Kluivert, Bak Langit dan Bumi

Perbandingan Kepelatihan STY dan Patrick Kluivert, Bak Langit dan Bumi

Auliyau Rohman - detikJatim
Selasa, 07 Jan 2025 16:11 WIB
BRISBANE, AUSTRALIA - JANUARY 30:  Former Dutch international player Patrick Kluivert and Roar coach Ange Postecoglou watch on eagerly from the sideline during the round 25 A-League match between the Brisbane Roar and Sydney FC at Suncorp Stadium on January 30, 2010 in Brisbane, Australia.  (Photo by Bradley Kanaris/Getty Images)
Patrick Kluivert (Foto: Getty Images/Bradley Kanaris)
Surabaya -

PSSI resmi memberhentikan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Kabarnya, Patrick Kluivert bakal menjadi suksesor STY di Timnas Indonesia. Mari kita telusuri rekam jejak kepelatihan kedua juru taktik itu.

STY memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih di Brisbane Roar pada 2005 sampai 2008. STY kemudian melanjutkan kiprahnya bersama klub lamanya, Seongnam Ilhwa.

Bersama Seongnam Ilhwa, STY berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions Asia pada tahun 2010 dan juara Piala Korea pada 2011.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

STY lantas menjadi pelatih sementara Korea Selatan pada 2014. Tak bertahan lama, STY menjadi asisten Ulie Stielike di Timnas Korea Selatan.

Berbekal pengalaman di Timnas senior, STY ditunjuk menjadi nakhoda Timnas Korea Selatan U-23. Dia berhasil mengantarkan timnya menjadi runner up Piala Asia U-23 2016.

ADVERTISEMENT

Pada 2017, STY resmi naik jabatan menjadi pelatih kepala timnas senior. Dia mampu membawa negaranya juara Piala EAFF 2017.

STY juga menorehkan catatan yang apik di Piala Dunia 2018. Dia kala itu sukses mengantarkan Korea Selatan menang 2-0 atas tim favorit, Jerman.

Selepas itu, STY melatih Timnas Indonesia sejak 2020. Dia membawa sepakbola Indonesia melangkah jauh. Skuad Garuda dibawa STY melonjak dari peringkat 173 hingga kini di posisi ke-127 dalam ranking FIFA.

Selain itu, sejumlah rekor lain juga ditorehkan STY. Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke 16 besar Piala Asia. Indonesia juga untuk pertama kalinya melaju sampai ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia.

Berbeda dari STY, Patrick Kluivert menghabiskan sebagian besar karier kepelatihannya di Eropa. Dia memulai karier dengan menjadi pelatih penyerang di AZ Alkmaar pada 2008.

Setelah itu, Kluivert menjabat sebagai asisten pelatih di Brisbane Roar pada 2010. Sempat jadi pelatih penyerang NEC Nijmegen, dia kemudian menjadi pelatih kepala di FC Twente U-21.

Dari 45 pertandingan bersama FC Twente U-21, Kluivert mampu membawa timnya meraih 25 menang, 8 imbang, dan menderita 13 kekalahan.

Kluivert kemudian naik kelas sebagai asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda. Dia bekerja di Tim Oranje dari 2012-2014.

Pada Maret 2015, Kluivert untuk pertama kalinya menjadi pelatih tim senior di Timnas Curacao. Namun, Kluivert gagal dalam Kualifikasi Piala Dunia 2016 zona Concacaf. Gagal di Curacao, Kluivert jadi pelatih Ajax Amsterdam U-19.

Kariernya berlanjut jadi penasihat Timnas Curacao dan Direktur Olahraga Paris Saint-Germain pada 2016. Di tahun 2018, Kluivert jadi asisten Clarence Seedorf di Timnas Kamerun. Lalu jadi manajer akademi Barcelona.

Pria berusia 48 tahun itu kembali ke Curacao sebagai pelatih karteker pada 2021. Akan tetapi dia lagi-lagi gagal dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Adana Demirspor, klub Turki, menjadi pelabuhan terakhir Kluivert. Tapi kariernya tak bertahan lama. Dia hanya bertugas selama 6 bulan sebelum dipecat pada Desember 2023.




(abq/iwd)


Hide Ads