CEO Persebaya Blak-blakan ke Bonek Rugi Rp 19 M gegara COVID-19

CEO Persebaya Blak-blakan ke Bonek Rugi Rp 19 M gegara COVID-19

Auliyau Rohman - detikJatim
Kamis, 14 Nov 2024 06:00 WIB
CEO Persebaya Azrul Ananda bersama Bonek Taiwan
CEO Persebaya Azrul Ananda bersama Bonek Taiwan (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

CEO Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, blak-blakan soal keuangan Persebaya yang sempat rugi saat COVID-19. Azrul menceritakan itu saat bertemu dan diskusi bareng Bonek Taiwan di Taipei.

Azrul menjabat sebagai CEO Persebaya pada 2017. Di bawah kepemimpinannya, Persebaya langsung menjuarai Liga 2 2017. Kala itu, Persebaya mampu mengalahkan PSMS Medan dengan skor 3-2 di partai final.

Di Liga 1 2018, Persebaya langsung bersaing di papan atas. Klub berjuluk Bajul Ijo ini finis di posisi kelima dengan raihan 50 poin dari 34 pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Liga 1 2019, Persebaya tampil lebih istimewa lagi. Tim kebanggaan warga Surabaya ini finis di posisi runner up dengan torehan 54 poin dari 34 laga.

Finis di posisi kedua membuat Persebaya mendapatkan jatah bermain di kompetisi ASEAN. Persebaya mewakili Indonesia bersama Bali United yang menjadi juara pada musim tersebut.

ADVERTISEMENT

Namun, Persebaya tidak jadi mewakili Indonesia di kompetisi ASEAN. Pasalnya, sepak bola saat itu harus dihentikan lantaran merebaknya COVID-19.

"Yang terjadi pada tahun 2020, karena waktu itu katanya liga Oktober akan dimulai lagi. Pemain Persebaya ada yang tes COVID dan ada yang kena. Lalu tiba-tiba PSSI tidak tahu ngapain lagi, dan dibatalkan lagi. Persebaya tahun itu torok (rugi) Rp 19 miliar," ujar Azrul Ananda dilansir dari akun YouTube resmi Persebaya.

Tidak hanya Persebaya saja yang merugi saat itu. Klub-klub Indonesia, kata Azrul, juga mengalami kerugian dari belasan hingga puluhan miliar.

"Dan itu terjadi lagi saat (tragedi) Kanjuruhan. Itu impact-nya luar biasa besar. Karena sponsor mundur, penonton dilarang (ke stadion). Kadang-kadang di dunia bisnis itu kita harus mundur selangkah untuk maju dua langkah," terang Azrul.

Pada musim 2021/2022, Persebaya tetap bersaing di papan atas. Persebaya menutup kompetisi musim itu dengan finis di urutan kelima dengan raihan 63 poin dari 34 penampilan.

Musim selanjutnya, Persebaya mampu finis di posisi keenam. Anak asuh Aji Santoso kala itu mengoleksi 52 poin dari 34 pertandingan.

Namun pada musim 2023/2024, Persebaya terlempar dari papan atas. Persebaya mengakhiri kompetisi dengan finis di posisi ke-12 dengan catatan 42 poin dari 34 laga. Itu menjadi musim terburuk Persebaya sejak bersaing di Liga 1.

"Musim lalu kita mengalami musim terburuk. Saat pegang Persebaya, kita tidak pernah keluar dari papan atas. Bahkan termasuk memainkan pemain-pemain muda tahun 2022, itu peringkat 6," tutur pria berusia 47 tahun tersebut.

"Musim lalu ketika tim kita menurun, kita langsung meeting. Dan keputusan ini bukan untuk musim kemarin, tapi memastikan juga tahun ini jangan sampai terulang," sambungnya.

Musim ini, Persebaya kembali bersaing di papan atas. Persebaya saat ini berada di posisi kedua dengan raihan 21 poin hingga pekan ke-10.

Jumlah poin tersebut sama seperti Borneo FC Samarinda yang berada di puncak klasemen. Namun, Persebaya kalah dalam selisih gol.

Azrul menyebut keberhasilan Persebaya bersaing di papan atas musim ini tidak terlepas dari hasil meeting pada pertengahan musim lalu.

"Kita bersyukur walau tim belum menyenangkan, tapi secara performa tidak mengkhawatirkan. Tim itu pasti naik turun. Percayalah sebelum kalian ngomel, saya sudah ngomel. Sebelum saya ngomel, bapak saya sudah ngomel duluan," kata Azrul.

"Jadi itu bagus, posisi kita naik. Nah, tahun ini minimal kita sudah maju ke depan. Dan sekarang kita sudah punya pondasi untuk mengejar juara," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads