Kisah Loyalitas Bonek dan Aremania, Suporter Sepakbola Jawa Timur

Kisah Loyalitas Bonek dan Aremania, Suporter Sepakbola Jawa Timur

Sri Rahayu - detikJatim
Jumat, 20 Sep 2024 15:29 WIB
Laga Arema FC vs Persebaya
Laga Arema FC vs Persebaya. Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim
Surabaya -

Jawa Timur dikenal memiliki dua kelompok suporter sepakbola terbesar di Indonesia, yaitu Bonek dan Aremania. Loyalitas mereka terhadap klub masing-masing, Persebaya Surabaya dan Arema, telah menjadi ikon fanatisme suporter di tanah air. Kedua suporter ini sering menjadi sorotan karena loyalitasnya terhadap sepakbola tidak perlu diragukan.

Bonek, singkatan dari "Bondo Nekat", merupakan suporter setia Persebaya yang dikenal militan dan nekat dalam mendukung timnya. Sejak dahulu, mereka selalu mendampingi Persebaya, baik dalam laga kandang maupun tandang. Tak jarang, Bonek melakukan perjalanan jauh dengan modal seadanya demi menyaksikan tim kesayangan berlaga.

Loyalitas mereka tak perlu diragukan lagi, meskipun pada masa lalu, Bonek sering kali terseret dalam citra negatif. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka terus berbenah, memperbaiki citra dan berfokus pada dukungan damai serta kegiatan sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Aremania merupakan suporter fanatik Arema yang dikenal dengan semboyan "Singo Edan". Mereka memiliki reputasi sebagai suporter yang terorganisasi dengan baik, mampu memberikan dukungan penuh kepada Arema di mana pun.

Atmosfer luar biasa yang mereka ciptakan di stadion selalu menjadi kebanggaan tersendiri. Seperti halnya Bonek, Aremania juga menunjukkan loyalitas tanpa batas, terus mendukung Arema meskipun dalam situasi sulit atau prestasi tim yang sedang menurun.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari jurnal LP3I Bandung berjudul Rivalitas Aremania dan Bonekmania yang ditulis Filosa Gita Sukmono, loyalitas dan fanatisme suporter sepakbola merupakan fenomena yang sangat rumit dan memerlukan pemahaman mendalam. Banyak kerugian yang telah terjadi dalam sepakbola Indonesia, baik segi ekonomi maupun hilangnya nyawa.

Dalam jurnal tersebut, Saktyo Manjuto salah satu Koordinator Bonek Kampus Unesa mengungkapkan, peluncuran buku "Sosiologi Bonek: Memahami Akar Kekerasan Perilaku Suporter Bonek" diharapkan dapat mengubah stigma negatif menjadi hal positif. Tidak hanya sebagai suatu kelompok yang kerap terlibat dalam kekerasan, tetapi sebagai komunitas yang dapat dipandang positif yang berkontribusi dalam sepakbola Indonesia.

Sama halnya dengan Bonek, Aremania juga menjelma menjadi kelompok suporter paling aktif. Sebelumnya kelompok ini juga pernah melakukan hal yang mengarah pada stigma negatif, namun seiring berjalannya waktu timbul kesadaran pada masing-masing anggota untuk mendukung jagoannya dengan tidak harus menggunakan jalan kekerasan.

Sementara dari jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya berjudul Fanatisme Suporter Aremania Dalam Tragedi Kanjuruhan Malang Tahun 2022 yang ditulis Agus Budi Prayogo, kekompakan dan saling mendukung antara suporter membuat mereka memiliki ciri khas menggunakan atribut kebanggaan.

Seperti baju, jersey tim, topi, syal, hingga mencoret pipi atau mewarnai tubuh mereka. Aksi ini bertujuan menampilkan sesuatu yang berbeda di tribun stadion sebagai identitas sosial kepada tim sepakbola kesayangan. Dukungan tersebut biasanya dipersiapkan dari rumah atau tempat kumpul suporter sebelum menuju stadion.

Mereka juga merancang koreografi kreatif berupa kata-kata atau bendera sebagai bentuk dukungan visual yang unik bagi tim favorit. Dari sini, terlihat bahwa dukungan yang diberikan suporter tidak hanya sekadar datang ke stadion, tetapi juga menjadi bagian dari ritual persiapan yang memperkuat ikatan mereka dengan tim.

Pertemuan antara kedua kelompok ini dalam 'Derby' Jawa Timur sering kali dipenuhi dengan tensi tinggi, baik di dalam maupun luar lapangan. Rivalitas antara Bonek dan Aremania sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah sepakbola Indonesia.

Namun, di balik rivalitas tersebut, ada momen-momen di mana mereka menunjukkan solidaritas, terutama dalam kegiatan sosial bersama, seperti membantu korban bencana alam atau menggalang dana kemanusiaan.

Jurnal Studi Kultural berjudul Motif dan Kelembagaan Konflik Suporter Sepak Bola pada Aremania ditulis Yusuf Adam Hilman menyebut, diperlukan kedewasaan dalam perilaku atau tindakan para pendukung, baik di dalam maupun luar lapangan. Sebab, mereka berharap kompetisi berkualitas serta prestasi membanggakan dari klub mereka.

Bonek dan Aremania tidak hanya menjadi suporter, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan kota masing-masing. Loyalitas mereka menggambarkan bagaimana sepakbola lebih dari sekadar permainan. Hal ini merupakan identitas yang melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari para pendukung.

Kisah loyalitas Bonek dan Aremania terus berlanjut menjadi bagian penting dari warna-warni sepakbola Indonesia. Terlepas dari rivalitas yang ada, mereka menunjukkan bahwa cinta terhadap tim bisa menjadi penggerak yang begitu kuat, baik di dalam maupun luar stadion.

Artikel ini ditulis oleh Sri Rahayu, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(auh/irb)


Hide Ads