Negosiasi alot antara Arema FC dan Pemkot Blitar soal izin penggunaan Stadion Soepriyadi telah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Hari ini, kedua belah pihak menggelar audiensi di Kantor Pemkot Blitar. Hasilnya, Arema FC siap memenuhi permintaan dari Pemkot Blitar dan jajaran agar mendapat restu menggunakan Stadion Soepriadi sebagai homebase selama Liga 1.
"Belum ada kesepakatan, tapi ada beberapa arahan dari Wali Kota Blitar. Arahannya, (Stadion Supriyadi) diperbolehkan jadi home base, tapi dengan catatan," kata Manajer Operasional Arema FC, Sudarmaji kepada awak media usai audiensi di Pemkot Blitar, Senin (22/7/2024).
Sudarmaji mengatakan ada sejumlah catatan dari Pemkot Blitar yang harus dipenuhi oleh manajemen Arema FC. Di antaranya soal pembenahan infrastruktur di Stadion Soepriadi mulai dari akses masuk official dan penonton, lampu, tribun penonton, LED sponsor dan lahan parkir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk juga Stadion Soepriadi perlu dilakukan re-asesmen lagi karena asesmen sebelumnya untuk pertandingan Liga 2. Kami telah menjawab seluruh kekhawatiran dari Pemkot Blitar dan jajaran. Seperti kapasitas lampu di Stadion Soepriadi di bawah standar regulasi, akan segera komunikasikan," lanjutnya.
Selain itu, kata Sudarmaji, Pemkot Blitar juga minta jaminan terkait aturan suporter dan penonton. Arema FC pun bersedia untuk menjamin ketertiban para suporter. Seperti menyediakan tiket secara online, dan memberlakukan numbering seating (tempat duduk sesuai nomor tiket).
"Kami memastikan suporter tim tamu tidak boleh datang, yang dibolehkan hanya suporter tuan rumah saat pertandingan. Karena kami masuk pengawasan FIFA. Jadi kami kemungkinan hanya akan memanfaatkan 75 persen dari kapasitas stadion," terangnya.
Sekda Kota Blitar Priyo Suharto menyebut manajemen Arema FC telah memaparkan alasan pengajuan izin Stadion Soepriadi sebagai home base untuk latihan dan pertandingan. Rencananya, Arema FC akan melakukan enam sampai tujuh kali pertandingan di Stadion Soepriadi.
"Pak Wali Kota tadi sudah memberikan beberapa arahan. Secara prinsip, Kota Blitar senang kalau memenuhi syarat bisa bertanding di Stadion Soepriadi. Intinya, kami ingin pertandingan ini bisa membawa Kota Blitar dengan aman di kancah nasional," katanya.
Namun, lanjut Priyo, ada beberapa rekomendasi dari hasil lisensi Mabes Polri dan Badan Keamanan Sarpras yang harus dipenuhi. Termasuk rekomendasi hasil asesmen yang harus ditindaklanjuti, antara lain soal penataan infrastruktur stadion, kapasitas dan aturan penonton, keamanan dan sebagainya.
"Misalnya, lampu stadion, CCTV luar kurang, jaminan keamanan, ruang ganti, dan sebagainya. Ruang ganti harus dua, antara tim tamu dan tim tuan rumah. Itu semua harus dicukupi karena jadi berita acara," katanya.
Priyo menyebut Polres Blitar Kota maupun Dandim 0808 yang yang masuk dalam jajaran pengamanan turut meminta kesediaan manajemen Arema FC untuk menjamin keamanan dan ketertiban suporter saat pertandingan maupun selama menggunakan Stadion Soepriadi sebagai homebase liga 1.
"Intinya dari hasil audiensi ini, Pemkot belum deal dengan Manajemen Arema. Kami menunggu sikap Manajemen Arema seperti apa, sementara belum menyampaikan kesanggupannya untuk penataan insfrastruktur dan lain-lain," tandasnya.
(abq/iwd)