Kisah Rahadyan Amandita, Video Editor Klub Como 1907 Asal Malang

Cooling Break

Kisah Rahadyan Amandita, Video Editor Klub Como 1907 Asal Malang

Auliyau Rohman - detikJatim
Kamis, 16 Mei 2024 18:45 WIB
Rahadyan Amandita bersama legenda Arsenal, Cesc Fabregas
Rahadyan Amandita bersama legenda Arsenal, Cesc Fabregas (Foto: Dok. Istimewa)
Malang -

Takdir selalu menemukan jalannya. Rahadyan Amandita yang belajar editing video secara otodidak tidak pernah menyangka bisa menjadi bagian dari klub sepakbola Italia, Como 1907.

Como 1907 baru-baru ini menjadi buah bibir. Itu tidak terlepas dari keberhasilan mereka promosi ke kasta tertinggi Liga Italia, Serie A. Como promosi usai menyegel posisi kedua Serie B.

Meski berada di Italia, Como sangat identik dengan Indonesia. Sebab klub tersebut dimiliki oleh Grup Djarum sejak 2019. Pemilik perusahaan itu adalah Hartono Bersaudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahadyan Amandita, seorang editor video mengaku tidak pernah menyangka dapat mengukir kariernya bersama Como. Pria asal Malang itu sangat senang diberi kesempatan untuk belajar di Benua Biru.

"Awalnya pertengahan tahun 2021 saya lihat lowongan pekerjaan di Instagram stories dari Mola TV. Saya kemudian iseng apply portfolio. Ternyata mereka suka, terus setelah beberapa minggu diberi tes untuk edit sebuah video dokumenter yang menceritakan pemain Como," ujar Rahadyan kepada detikJatim, Kamis (16/5/2024).

ADVERTISEMENT

Rahadyan kala itu tidak berharap banyak usai menjalani tes. Dia sadar pasti banyak orang yang ikut apply untuk proyek tersebut. Tapi Tuhan berkata lain. Rahadyan ternyata diterima menjadi editor video Como.

"Sejujurnya saya gak pernah terbayangkan bisa sampai di sini, dan menjadi bagian dari Como. Senang sekali dan juga sebuah kesempatan besar untuk belajar lebih banyak lagi," katanya.

Jalan yang ditempuh Rahadyan untuk sampai di titik sekarang tidaklah mudah. Dia belajar editing video secara otodidak. Kecintaannya kepada dunia audio visual berawal dari tahun 2003.

Rahadyan terus berlatih secara gigih. Banyak rintangan yang dilaluinya. Sampai akhirnya, karya Rahadyan berhasil menembus festival internasional. Karyanya berjudul 'Nunggu Teka' sukses meraih penghargaan internasional sebagai film pendek terbaik di festival sinema Australia-Indonesia pada 2017.

"Saya belajar otodidak dari kakak saya yang sebelumnya sudah menggeluti audio visual. Awalnya hanya iseng," terang pria lulusan D3 Pariwisata Universitas Brawijaya tersebut.

Meski bekerja di dunia olahraga, Rahadyan awalnya justru tidak terlalu tertarik dengan sepakbola. Dia jarang mengikuti perkembangan sepakbola. Dia hanya menonton event-event tertentu seperti Piala Dunia atau Liga Champions.

"Tapi karena saya berada di Como sekarang akhirnya saya harus banyak menonton sepakbola dan banyak mencari informasi tentang kabar sepakbola dunia," bebernya.

Rahadyan saat ini masih berada di Italia. Dia mengaku sudah sangat rindu dengan Indonesia. Sayangnya, Rahadyan belum bisa pulang kampung karena harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan meski kompetisi Serie B telah tuntas.

"Tentu kangen juga dengan teman-teman dan keluarga di Indonesia. Walaupun off-season tapi saya juga harus edit beberapa video konten untuk di sosial media dan promosi tim," pungkas Rahadyan.




(auh/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads