Liga 1: Paul Munster Kecewa dan Kritik Keras Sanksi Terhadap Wahyudi Hamisi

Liga 1: Paul Munster Kecewa dan Kritik Keras Sanksi Terhadap Wahyudi Hamisi

Auliyau Rohman - detikJatim
Senin, 11 Mar 2024 00:01 WIB
Pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi
Saat Wahyudi Hamisi menendang kepala Bruno Moreira (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhkan sanksi kepada gelandang PSS Sleman, Wahyudi Hamisi, yang melakukan tendangan brutal kepada pemain Persebaya Surabaya, Bruno Moreira. Pelatih Persebaya, Paul Munster pun memberikan respons atas sanksi tersebut.

Tindakan itu dilakukan Wahyudi Hamisi dalam laga Persebaya vs PSS di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (3/3) lalu. Dengan dalih merebut bola, Wahyudi Hamisi dengan sengaja menendang kepala Bruno Moreira yang ketika itu tengah terjatuh di lapangan.

Atas kejadian itu, manajemen Persebaya memutuskan untuk mengirimkan surat kepada PSSI pada Senin (4/3). Isi surat tersebut meminta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir untuk mengambil langkah tegas atas tindakan brutal Wahyudi Hamisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komdis PSSI lantas menjatuhkan sanksi kepada pemain berusia 26 tahun tersebut. Wahyudi Hamisi diberi sanksi larangan bermain sebanyak 3 pertandingan dan denda sebesar Rp 25 juta.

Pelatih Persebaya Paul Munster mengaku heran dengan keputusan Komdis tersebut. Pelatih asal Irlandia Utara ini menyebut bahwa tindakan serupa jika terjadi di jalanan, pelakunya bisa mendapatkan hukuman penjara selama 3 tahun.

ADVERTISEMENT

"Saya kaget saat mendengar hasil ini. Ini menggelikan. Jika seseorang melakukan ini di jalan, Anda 3 tahun, minimal 3 tahun penjara. Jadi tiga pertandingan, apa yang bisa saya katakan tentang situasi ini? Ini memalukan," kata Paul Munster, Minggu (10/3).

Paul Munster menyatakan sanksi tersebut tidak memberikan contoh yang baik bagi pemain sepak bola di Indonesia. Dia menilai tindakan brutal yang dilakukan Wahyudi Hamisi seharusnya tidak dibiarkan tanpa hukuman yang sesuai.

"Ini tidak memberi contoh untuk siapa pun di semua liga. Liga 1, Liga 2, Liga 3. Hal ini bukanlah contoh yang bagus untuk situasi ini," pungkasnya.




(auh/iwd)


Hide Ads