PSSI terus melakukan upaya dalam memperbaiki kualitas sepak bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan. Setahun Tragedi Kanjuruhan, PSSI menyebut bahwa mereka masih memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban.
Meski begitu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan PSSI tetap tidak bisa menutup luka keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
"Apapun yang kita lakukan, untuk keluarga yang ditinggalkan, tidak pernah menghilangkan kedukaan," ujar Erick di Gedung Juang 45, Surabaya, Sabtu (30/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya yang dilakukan PSSI adalah memberikan bantuan. Menurut Erick, hal itu sudah dilakukannya sebelum menjadi ketua PSSI.
"Saya rasa pemerintah daerah pada saat peristiwa Kanjuruhan itu, ya Bu Khofifah, Pemkab Malang, pemerintah pusat, sudah mendorong bantuan. Saya pun sebelum jadi ketua PSSI sudah mendorong bantuan," lanjutnya.
Erick paham betul salah satu tuntutan utama keluarga korban hingga saat ini adalah proses hukum terhadap orang-orang yang bersalah. Untuk itu, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib.
Diketahui, Mahkamah Agung (MA) sebelumnya membatalkan vonis bebas terhadap Wahyu Setyo Pranoto dan Bambang Sidik Achmadi. MA menjatuhkan vonis 2 tahun 6 bulan kepada Wahyu Setyo Pranoto dan 2 tahun penjara kepada Bambang Sidik Achmadi.
Sementara Hasdarman dihukum 1 tahun 6 bulan penjara, Abdul Haris dihukum 1 tahun 6 bulan penjara, dan Suko Sutrisno dihukum 1 tahun penjara.
Erick berjanji akan terus melakukan upaya pemulihan terhadap keluarga korban. Namun, perlu diketahui kalau wewenang PSSI cukup terbatas.
"Tentu saya prihatin. Kami tetap mendukung perbaikan para korban dengan wilayah-wilayah yang kami mampu. Dan kita terus, kalau ada apa-apa kita diskusi, tapi jangan menjadikan kami orang lain. Kami harus sama-sama memperbaiki yang sudah ada," tukasnya.
(dpe/dte)