Di tengah laga Persik Kediri kontra Arema FC di Stadion Brawijaya, Kediri pada Sabtu (15/7) sore, baku hantam terjadi di luar stadion. Baku hantam yang melibatkan sejumlah oknum suporter berseragam hitam itu terekam video dan tersebar dalam sejumlah grup WhatsApp.
Kericuhan itu terjadi akibat ulah sejumlah oknum Aremania, suporter Arema FC, yang berupaya menyusup untuk menyaksikan laga padahal polisi sudah melarang mereka datang untuk datang. Tidak ada keterangan resmi apakah ada korban luka dalam baku hantam itu.
Tidak hanya di luar stadion, kericuhan juga sempat terjadi di tribun stadion ketika wasit belum meniup peluit panjang. Kabar yang beredar menyebutkan kericuhan itu dipicu sorak sorai oknum Aremania saat pemain Arema FC berhasil membobol gawang Persik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra membenarkan bahwa baku hantam di luar stadion dan kericuhan yang terjadi di tribun stadion terjadi akibat ulah puluhan oknum Aremania yang sengaja menyusup.
"Kami mengamankan sekitar 25 oknum suporter baik yang di luar stadion maupun di dalam stadion yang dilarang datang dan menyaksikan pertandingan," ujar Teddy kepada detikJatim, Sabtu (15/7/2023).
Teddy menyebutkan bahwa 14 oknum Aremania yang menyusup diamankan di tribun stadion. Sedangkan 11 oknum lainnya yang terlibat baku hantam diamankan di luar stadion. Sehingga total ada 25 oknum Aremania yang berhasil diamankan polisi dari amukan suporter Persik Kediri.
Meski kericuhan di luar dan di dalam stadion itu terjadi, pertandingan tetap berlangsung tanpa harus ada kebijakan untuk menghentikannya. Pertarungan sengit para pemain Persik Kediri dengan Arema FC tetap berlangsung selama 90 menit.
Skor akhir hingga wasit meniup peluit panjang menutup laga pekan ketiga Liga 1 2023/2024 itu menunjukkan kekalahan telak Arema FC oleh Persik Kediri dengan skor 2-5. Pelatih Arema, Joko Susilo menyebut hal itu di luar prediksi. Upaya menyusup 25 oknum Aremania itu pun sia-sia.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Oknum Aremania yang menyusup dalam Stadion Brawijaya itu sempat menjadi bulan-bulanan para Suporter Persik Kediri. Baik yang di luar maupun yang di dalam stadion. Mereka jaga harus menghadapi kenyataan bahwa Arema FC kalah dengan skor telak.
Ujungnya, tidak sampai peluit panjang ditiup wasit para penyusup itu sudah diamankan polisi lalu dibawa hingga ke perbatasan dan diminta pulang membawa kekecewaan atas kekalahan Arema. "Kami amankan lalu kami antar pulang ke perbatasan Kediri," kata Teddy.
Meski terjadi insiden antarsuporter, laga Persik-Arema FC tetap berjalan lancar tanpa harus dihentikan. Teddy mengatakan insiden yang terjadi itu akan menjadi bahan evaluasi bersama panitia penyelenggara pertandingan agar tidak terulang di kemudian hari.
"Tidak bisa dipungkiri kendati sempat terjadi insiden di dalam tribun penonton yang diduga disebabkan adanya oknum suporter, namun pertandingan berjalan lancar. Namun tetap saja akan menjadi evaluasi untuk kegiatan pertandingan selanjutnya," jelas Teddy.
Panitia Pelaksana Persik Kediri Tri Widodo membenarkan bahwa insiden kericuhan yang terjadi tidak sampai mengganggu pertandingan. Mewakili panitia pelaksana, Widodo menyayangkan ulah oknum Aremania yang datang dari sejumlah daerah bukan hanya dari Malang tersebut.
"Sangat disayangkan sebenarnya, namun sekali lagi insiden ini tidak sampai membuat dan mengganggu jalannya pertandingan," jelas Widodo.
(dpe/iwd)