Indonesia mengakhiri puasa emas cabang olahraga di SEA Games. Di laga final, Timnas U-22 sukses membabat Thailand 5-2. Sempat terjadi kericuhan yang memaksa pertandingan beberapa saat.
Kericuhan di laga final SEA Games Kamboja itu turut disorot oleh M Rifai, ayah dari bek kiri Timnas U-22, Haykal Alhafiz. Rifai menyayangkan terjadinya kericuhan itu.
"Seharusanya bisa menahan diri. Kericuhan biasanya dipicu dari tim yang kalah," ungkap Rifai ditemui detikJatim di rumahanya, Perumtas 3, Desa Grabagan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Kamis (18/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rifai sendiri mengaku selalu mengajarkan kepada anaknya untuk bersikap sportif. Sejak di SSB, Haykal selalu ditanamkan untuk menghargai lawan-lawannya di lapangan.
"Sejak Haykal masih di SSB Gelora Delta Sidoarjo, kami tanamkan tidak perlu bermain kotor. Meski mereka itu lawanmu hanya 90 menit, setelah selesai bertanding mereka adalah teman," tambah Rifai.
Rifai sendiri begitu bangga Haykal dkk bisa membawa pulang medali emas cabang olahraga sepakbola yang telah dinantikan masyarakat Indonesia selama 32 tahun. National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja menjadi saksi betapa digdayanya Timnas U-22 melumat telak Thailand dengan skor 5-2.
Rifai mengaku, sejak Haykal terpilih masuk skuad SEA Games, doa tak henti-hentinya dipanjatkan. Setiap hari dia Rifai salat malam mendoakan Haykal agar bisa menyabet emas bersama rekan setimnya.
"Sejak akhir Maret kami sekeluarga merasa bangga karena Haykal dipanggil untuk memperkuat skuad Timnas Indonesia. Sejak Haykal berangkat kami sekeluarga setiap malam selalu berdoa agar Timnas pulang ke tanah air membawa medali emas," ujar Rifai.
"Alhamdulillah wa syukurillah, Timnas Indonesia akhirnya berhasil mendapatkan medali emas yang selama ini sudah 32 tahun berpuasa tidak mendapatkan emas di cabor sepakbola," tukasnya.
(dpe/dte)