Haru Keluarga Haykal Bek Timnas Korban Lumpur Sidoarjo Raih Emas SEA Games

Haru Keluarga Haykal Bek Timnas Korban Lumpur Sidoarjo Raih Emas SEA Games

Suparno - detikJatim
Kamis, 18 Mei 2023 10:00 WIB
Haykal Alhafiz
Haykal menunjukkan medali emas SEA Games Kamboja usai laga lawan Thailand. (Foto: Dok. Keluarga Haykal Alhafiz)
Sidoarjo -

Muhammad Rifai (57) dan Nur Hikmawati (55) tak bisa menyembunyikan tangis haru setelah anak mereka berhasil mengharumkan nama bangsa. Dia adalah Mohammad Haykal Alhafiz (22), bek kiri Timnas U-22 yang tampil di laga final SEA Games melawan Thailand menggantikan Pratama Arhan yang terkena akumulasi kartu.

Keluarga begitu bangga Haykal dkk bisa membawa pulang medali emas cabang olahraga sepakbola yang telah dinantikan masyarakat Indonesia selama 32 tahun. National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja menjadi saksi betapa digdayanya Timnas U-22 melumat telak Thailand dengan skor 5-2.

Rifai dan istrinya mengaku, sejak Haykal terpilih masuk skuad SEA Games, doa tak henti-hentinya dipanjatkan. Setiap hari dia Rifai salat malam mendoakan Haykal agar bisa menyabet emas bersama rekan setimnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak akhir Maret kami sekeluarga merasa bangga karena Haykal dipanggil untuk memperkuat skuad Timnas Indonesia. Sejak Haykal berangkat kami sekeluarga setiap malam selalu berdoa agar Timnas pulang ke tanah air membawa medali emas," kata Rifai ditemui di rumahnya di Sidoarjo, Kamis (18/5/2023).

"Alhamdulillah wa syukurillah, Timnas Indonesia akhirnya berhasil mendapatkan medali emas yang selama ini sudah 32 tahun berpuasa tidak mendapatkan emas di cabor sepakbola," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Keluarga Haykal merupakan salah satu korban semburan lumpur Lapindo asal Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Saat ini mereka tinggal di Perumtas 3 Blok A.5 No 18, Desa Grabagan, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Haykal sejak duduk di bangku SD mulai meniti karier sepakbola di SSB Gelora Delta Sidoarjo.

"Karier dari Haykal pernah masuk Persebaya umur 20, memperkuat tim Porprov Sidoarjo, serta masuk tim Pon Jawa Timur di Papua, meski hanya meraih medali perunggu," kata Rifai.

Kemauan Haykal ingin menjadi pemain profesional terlihat sejak masih SD. Setiap hari dia rutin latihan di SSB. Selesai latihan di SSB, untuk menjaga fisik, dan menambah keahlian main, bola Haykal berlatih sendiri pagi, siang, dan malam.

"Misal cuacanya hujan, malam hari Haykal latihannya di rumah. Latihan lari dan bermain bola mulai dari teras rumah hingga dapur," terang Rifai.

Setelah memperkuat Tim Pon Jawa Timur, Haykal berlabuh di Persekab Bandung yang berkompetisi Liga 3. Kemudian Persekab Bandung naik ke Liga 2, namun kompetisi Liga 2 ahkirnya berhenti.

"Liga 2 dihentikan kemudian Haykal pulang kampung. Untuk menjaga stamina Haykal bermain bola di kampung Grabangan. Tidak disangka dipanggil Indra Sjafri untuk memperkuat timnas," imbuh Rifai.

Haykal sebenarnya bukan pemain utama di Timnas U-22. Namun, pemain yang musim ini memperkuat PSIS Semarang itu tetap punya peran penting ketika pelatih Indra Sjfari melakukan rotasi. Termasuk ketika Haykal mampu mengawal sisi kiri pertahanan Timnas U-22 di laga final SEA Games Kamboja.

"Sebenarnya Haykal menjadi pemain lapis kedua, namun menurut kami tidak masalah. Saat Timnas Indonesia mengalahkan Kamboja, Haykal juga diturunkan," tandas Rifai.




(dte/dte)


Hide Ads