Sebenarnya Maroko Itu Arab atau Afrika? Simak Penjelasannya

Kabar Sepakbola

Sebenarnya Maroko Itu Arab atau Afrika? Simak Penjelasannya

Rachmatunnisa - detikJatim
Rabu, 14 Des 2022 17:11 WIB
Fans of team Morocco before the FIFA World Cup Qatar 2022 quarter final match between Morocco and Portugal at Al Thumama Stadium on 10 December 2022 in Doha, Qatar.  (Photo by Ayman Aref/NurPhoto via Getty Images)
Suporter Maroko. (Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Surabaya -

Perhatian penikmat sepakbola belakangan ini tertuju pada Maroko. Di luar dugaan negara ini berhasil menembus semifinal Piala Dunia 2022 Qatar dan malam ini akan melawan juara bertahan Prancis.

Negara ini disebut-sebut mewakili dua bangsa sekaligus di Piala Dunia. Yakni Arab dan Afrika. Akan tetapi, sebenarnya Maroko itu berada di Arab atau di Afrika, sih?

Saat Maroko menang 1-0 atas Portugal di perempat final di Piala Dunia Qatar, masyarakat Afrika bergembira.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencapaian bersejarah Maroko itu disebut-sebut merupakan momen pertama kalinya tim Afrika berhasil mencapai semifinal Piala Dunia.

Namun kapten tim tersebut Sofaine Boufal membuat pernyataan berbeda setelah timnya berhasil mengalahkan Spanyol di babak 16 besar.

ADVERTISEMENT

Ia mengatasnamakan dukungan Arab dan sama sekali mengabaikan Afrika. Hal ini pun memicu kontroversi di dunia virtual terkait isu identitas.

Dikutip detikInet dari The Independent, secara geografis Maroko berada di Benua Afrika. Tetapi penduduknya berkulit putih yang ternyata keturunan Arab, Eropa, dan Berber.

Fitur geografis Afrika yang paling dikenal adalah Gurun Sahara yang dengan rapi membagi benua menjadi bagian utara, didominasi kelompok etnis Berber yang berbatasan dengan Mediterania dan bagian selatan yang jauh lebih besar dan jauh lebih beragam.

Di wilayah lainnya, digunakan istilah sub-Sahara yang menggambarkan negara-negara di benua Afrika yang tidak dianggap termasuk bagian Afrika Utara.

Di luar geografi, kedatangan Islam pada abad ke-7 di wilayah ini menjadi saksi adanya konversi dari kelompok-kelompok Berber yang sebelumnya Yahudi, Kristen, dan animisme menjadi identitas budaya 'Arab'.

Mesir dan Libya berubah radikal pada periode ini, dan institusi negara modern seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko berakar pada abad-abad itu.

Warisan ini, Maroko, Arab, dan Muslim tercermin dalam pernyataan terima kasih langsung dari Boufal yang kemudian dianggap mengasingkan para penggemar sepak bola Afrika.

Namun, Boufal segera meminta maaf dan 'memeluk' kembali Afrika.

Berdasarkan letaknya, Maroko punya nama Arab yaitu Al-Maghrib Al-Aqsa yang berarti barat yang ekstrem. Karena dalam dunia Arab, Maroko adalah negara yang terletak di wilayah yang paling barat.

Negara ini berbentuk kerajaan dan memiliki garis pantai yang sangat panjang di Samudra Atlantik. Dengan kata lain, Maroko berada di pinggir Samudra Atlantik.

Maroko juga memiliki wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun dan pegunungan yang terjal. Bersama Spanyol dan Prancis, Maroko adalah salah satu dari hanya tiga negara yang memiliki garis pantai di Samudra Atlantik dan juga di Laut Mediterania.

Geopolitik Maroko. Baca di halaman selanjutnya.

Geopolitik

Bangsa Berber yang merupakan etnis asli Afrika Utara timur Lembah Nil, bisa saja dituding 'berpura-pura bukan orang Afrika'.

Dalam sejarah geopolitik, diamnya para elit Afrika atas pencopotan pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang dipimpin NATO pada 2011 adalah contoh paling radikal.

Padahal, Gaddafi orang asli alias orang Berber dan Afrika utara. Ia pun mengerahkan lebih banyak sumber daya yang dimilikinya untuk pan-Afrika di masa itu.

Maroko menyajikan paradoks menarik yang tidak disadari oleh banyak orang Afrika. Maroko telah menjadi pemain utama dalam sejarah Afrika Barat sejak sekitar tahun 1591, ketika mengalahkan Songhai untuk mendominasi Delta Niger bagian dalam, yang memerintah dari Timbuktu.

Korps infanteri Afrika sub-Sahara yang secara deskriptif bernama Black Guard (Pengawal Hitam) melayani dinasti Alawit saat ini dalam peran yang mirip dengan Pengawal Praetorian dan Janissari dalam sejarah Eropa dan merupakan faksi penting dalam politik Maroko selama berabad-abad.

Saat ini, sekutu terdekat Maroko adalah Senegal. Keduanya sama-sama memiliki tradisi Sufi, termasuk penghormatan kepada Syekh Ibrahima Niasse dari Senegal, seorang pemimpin persaudaraan Tijaniya, yang berakar di Fez, Maroko.

Mungkin perkembangan yang paling penting untuk masa depan Maroko yang menikmati perluasan infrastruktur pelabuhannya di Casablanca, adalah pipa gas senilai USD25 miliar dari Delta Niger di Nigeria.

Infrastruktur ini tidak hanya akan memasok kebutuhan gas bagi 13 negara Afrika dan mendorong industrialisasi negara-negara itu, tetapi juga mengukuhkan Maroko dan Nigeria sebagai pemain kuat di pasar energi Eropa yang menguntungkan.

Bagaimanapun, perbedaan diskursif antara wilayah Afrika utara dan selatan yang mendasari kontroversi pernyataan Sofaine Boufal mengingatkan kembali kegagalan Uni Afrika menciptakan identitas Afrika yang koheren di seluruh negara anggotanya.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads