DPR RI ikut turun menyelidiki standar pengamanan saat Tragedi Kanjuruhan. Untuk sementara, DPR menilai adanya kesalahan prosedur dalam pengendalian massa.
"Tidak boleh ada suatu nyawa pun halal atas nama sepakbola. Ini bukan atas nama sepakbola, tapi ini jelas atas nama kesalahan prosedur SOP pengendalian massa," ujar anggota Komisi 3 DPR RI, Arteria Dahlan kepada wartawan di Stadion Kanjuruhan, Kamis (13/10/2022).
Menurut Arteria, pihaknya akan melihat lebih jauh soal investigasi Tragedi Kanjuruhan yang memiliki tujuan penegakan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepastian hukumnya insyaallah hadir, keadilan, siapapun yang bertanggung jawab itu akan kita letakkan secara proporsional dan tentunya harus ada kemanfaatan. Dari serangkaian proses yang hampir dua minggu ini menyita perhatian publik," sambungnya.
Arteria juga menyoroti kekalahan Arema FC di hadapan ribuan pendukungnya. Hal itu bukan terkait adanya dugaan judi bola, namun fakta tersebut harus digali sedalam-dalamnya.
Selain adanya penjualan tiket yang habis terjual. Idealnya tiket dicetak 80 persen sesuai kapasitas stadion.
"Aremania full, stadion full Arema. Kemudian kok bisa kalah 2-3 itu. Saya bukan katakan ini ada indikasi perjudian. Kita akan lihat, kalau ada judi main dibuat seri aja sudah untung itu bandar. Jadi ini harus digali sedalam-dalamnya. Begitu juga tiket yang habis terjual, kami mantan PSSI, idealnya 80 persen kapasitas stadion. Kami akan lihat verifikasi yang dilakukan PSSI seperti apa," tutur Arteria.
Setahu Arteria, catatan terkait pengamanan sepakbola terdiri dari 160 daftar. Sangat tidak mungkin seluruh stadion dapat memenuhi, terkecuali stadion yang sesuai standar seperti Stadion Gelora Bung Tomo. Lantas bagaimana mitigasi yang sudah dilakukan untuk Stadion Kanjuruhan?
"Upaya-upaya antisipasinya seperti apa, ini yang coba akan kita cermati. Tiket terjual berapa? Kapasitas stadion berapa, itu pun berdasarkan anev (analisa dan evaluasi). Maka kalau teman-teman lihat di luar negeri, ada pertandingan big match, ada tribun kosong. Itu memang dibuat sesuai aturan FIFA. Untuk keselamatan dan keamanan stadion," tukasnya.
(hil/dte)