Terungkap Isi Obrolan 2 Orang 'Bahagia' Lihat Tragedi Kanjuruhan Seperti Perang

Terungkap Isi Obrolan 2 Orang 'Bahagia' Lihat Tragedi Kanjuruhan Seperti Perang

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 06 Okt 2022 17:25 WIB
Rekaman yang viral tampak polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton diduga direkam dari dalam kendaraan medis di Kanjuruhan
Rekaman yang viral tampak polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton diduga direkam dari dalam kendaraan medis di Kanjuruhan (Foto: Tangkapan layar)
Surabaya -

Video berisi percakapan dua orang diduga petugas medis dari kepolisian saat melihat dari dekat Tragedi Kanjuruhan viral di berbagai media sosial. Dua suara pria itu terdengar 'sangat bahagia' melihat para suporter bergelimpangan mendapat perlakuan represif aparat.

Video yang berisi percakapan dua petugas ini diunggah salah satu akun TikTok @ke*********. Dalam video berdurasi 36 detik itu, tampak anggota Brimob memukul mundur suporter yang turun ke lapangan. Terlihat anggota Brimob dengan tameng dan pentungan terus mengejar suporter hingga pagar tribun.

Letupan gas air mata tampak saling bersahutan dilontarkan beberapa kali mulai dari lapangan hingga tribun. Suporter yang tak bisa menyelamatkan diri tampak langsung digebuki dan diinjak-injak dengan sepatu lars.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu diduga direkam di dalam sebuah mobil medis milik kepolisian. Dugaan itu menguat karena di dashboard kendaraan tampak sebuah topi polisi berlogo Tribrata. Dua orang dalam video terdengar mengomentari senang dalam bahasa Jawa.

Bahkan, salah satu dari dari suara memperkirakan banyak korban yang akan meninggal setelah kejadian itu. Suara itu diduga berasal dari anggota medis dari kepolisian dan seorang dokter.

ADVERTISEMENT

Sebab, terdengar salah satu suara tak henti-henti memanggil sebutan 'dok' berulang kali di setiap akhir komentarnya. Di sisi lain, suara yang disebut dokter tersebut juga tampak puas bahagia.

Berikut suara percakapan lengkap di dalam video yang viral itu:

Suara A : Jarang-jarang ndelok ngene

Suara B : Iyo dok, perang. Arek-arek nek ngawur yo ngawur, Brimob, dok. Mati nek kenek Brimob, mati, dok. Lho kan disikat. Mati nek kenek iki

Suara A : Lhoo... Pecah ndase iku. (terdengar dengan tertawa)

Suara B : Mati kenek iku, dok. Ndelok'en tah, nyonyor nyonyor tenan. Wis siap-siap pasien akeh, dok. Siap-siap pasien akeh.

Suara A : Iyo, diklumpukno kene (Sambil tertawa)

Terjemahan bebas

Suara A : Jarang-jarang lihat gini

Suara B : Iya, dok, perang. Arek-arek kalau ngawur yo ngawur, Brimob, dok. Mati kalau kena Brimob, mati dok. Lho kan disikat. Mati kalau kena itu

Suara A : Lho... Pecah kepalanya itu. (terdengar dengan tertawa)

Suara B : Mati kena itu, dok. Lihat itu babak belur asli. Sudah, siap-siap pasien banyak, dok. Siap-siap pasien banyak

Suara A : Iya, dikumpulin sini (terdengar dengan tertawa)

Diketahui, Tragedi Kanjuruhan terjadi saat laga Arema FC dan Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Suporter yang turun ke lapangan kemudian dipukul mundur aparat yang berjaga. Tak hanya memukuli, mereka juga membabi buta menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Akibatnya, sebanyak 131 orang meninggal dunia. Korban yang rata-rata anak-anak dan perempuan itu meninggal karena panik dan terjebak saat rebutan keluar. Tragedi ini selanjutnya menjadi duka nasional dan mendunia.

Namun, tidak untuk dua orang diduga petugas medis yang menyaksikan langsung peristiwa ini. Mereka tampak 'bahagia' menyaksikan itu. Kendati demikian, sampai berita ini ditulis, detikJatim masih berusaha mengonfirmasi Polda Jatim.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads