Gas air mata jadi salah satu pemicu pecahnya Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10). Sampai sekarang sosok pemberi komando penembakan gas air mata itu masih jadi teka-teki.
Kompolnas sebut tak ada perintah penembakan gas air mata dari AKBP Ferli Hidayat
Kompolnas menyebut Kapolres Malang saat itu, AKBP Ferli Hidayat tak pernah memberikan perintah untuk melepaskan tembakan gas air mata. Dalang penembakan gas air mata itu masih belum diketahui.
Saat itu, Ferly sudah sudah meminta agar 15 menit sebelum pertandingan selesai, pintu keluar dibuka semua. Namun, pihak kepolisian juga tidak mengetahui mengapa ada pintu stadion yang masih terkunci.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak ada itu perintah dari Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat untuk membubarkan massa menggunakan gas air mata. Dan setelah kami konfirmasi, juga tidak ada perintah untuk menutup pintu stadion," tegas Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto Selasa (4/10/2022).
Polri masih cari pemberi perintah penembakan gas air mata
Saat ditanya mengenai perintah penembakan gas air mata, Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa hal itu masih diselidiki.
"Makanya ini kan masih didalami, dari hasil pendalaman itu," ungkap Dedi saat konferensi pers di Mapolres Malang, Selasa petang.
Guna menyelidiki soal siapa yang memberi perintah menembakkan gas air mata, Kapolri telah mencopot 9 komandan Brimob. Kesembilannya saat itu bertugas di lapangan.
"Bapak Kapolri memerintahkan kepada Kapolda, 9 manajer pengaman lapangan (komandan Brimob) langsung dinonaktifkan," imbuh Dedi.
Setelah dicopot, bukan berarti Polri berhenti meminta keterangan 9 komandan Brimob. Mereka terus dimintai keterangan soal siapa yang menembakkan gas air mata hingga akhirnya membuat penonton berhamburan dan berdesakan.
Insiden Tembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, sebanyak 125 orang meninggal dunia menjadi korban Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10). Insiden ini berawal saat polisi melepaskan gas air mata ke arah tribun yang penuh penonton.
Akibatnya, penonton yang panik berhamburan menuju pintu keluar. Nahas, penonton tersebut terjebak dan banyak yang terinjak-injak dan kehabisan oksigen hingga meninggal dunia.
(hse/dte)