Ambulans Kewalahan, Banyak Korban Tragedi Kanjuruhan Diantar Naik Motor ke RS

Ambulans Kewalahan, Banyak Korban Tragedi Kanjuruhan Diantar Naik Motor ke RS

Hana Septiana, Jemmi Purwodianto - detikJatim
Selasa, 04 Okt 2022 09:56 WIB
RSUD Kanjuruhan
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Malang -

Situasi di RSUD Kanjuruhan sesaat setelah Tragedi Kanjuruhan benar-benar kacau. Banyak para korban yang harus ditolong.

Koordinator Call Center Publik Safety Center (PSC) Kabupaten Malang, Topin Tri Cahyono menceritakan, saking banyaknya korban, ambulans harus bergantian. Bahkan, ada beberapa korban luka yang sampai datang sendiri ke RSUD Kanjuruhan dengan naik motor.

"Banyak juga korban yang naik motor dibonceng teman-temannya," cerita Topin kepada detikJatim, Selasa (4/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantaran di RSUD Kanjuruhan ambulans kurang, Tipin diminta untuk memanggil seluruh ambulans di puskesmas-puskesmas se-Kabupaten Malang. Ambulans-ambulans itu diminta untuk merapat ke rumah sakit.

"Akhirnya kita mendapat arahan dari pimpinan untuk menghubungi ambulans yang terebar di puskemas. Kita kumpulkan di RSUD kepanjen dulu, selanjutnya kita arahakan ke Pemkab Malang, sebelum di ebarkan ke stadion," kata Topin.

ADVERTISEMENT

Menurut Topin, hampir semua ambulans dikerahkan untuk merespons kondisi darurat pascakerusuhan. Selain dari PSC Kabupaten Malang, 39 ambulans dari LSM, BPBD, hingga organisasi-organisasi nonprofit diperbantukan.

"Karena di sini banyak korban yang menumpuk, jadi banyak korban diarahkan ke RS Wava dan RSSA," ungkap Topin.

Topin melanjutkan, Sabtu malam (1/10), sekitar pukul 23.00 WIB, seluruh ambulans sudah berkumpul. Namun, mereka tidak bisa langsung ke stadion. Sebab, Tim Medis mendapatkan laporan bahwa di Stadion terjadi kerusuhan hingga pembakaran mobil.

"Karena masalah keamanan belum aman, jadi kita menunggu intruksi dari kepolisian untuk menjamin keamanan baru kita berangkat. Sekitar jam 12 kita mendapat kabar, ambulans disuruh datang," ungkap Topin.


Korban-korban tersebut, lanjut Topin beberapa dibawa oleh ambulance yang stand by di stadion, ada juga yang divawa menggunakan motor oleh temannya. Meski demikian, di stadion masih banyak korban yang belum di evakuasi.

"Akhirnya kita mendapat arahan dari pimpinan untuk menghubungi ambulance yang sudah disebar di puskemas. Kita kumpulkan di RSUD kepanjeng dulu, selanjutnya kita arahakan ke Pemkab Malang, sebelum di sebarkan ke Stadion," kata Topin.

Dikatakan Topin, sekitar pukul 23.00 WIB, seluruh ambulance sudah terkumpul. Namun, pihaknya mendapatkan laporan jika di Stadion terjadi kerusuhan hingga pembakaran mobil.

"Karena masalah keamanan belum aman, jadi kita menunggu intruksi dari kepolisian untuk menjamin keamanan baru kita berangkat. Sekitar jam 12 kita mendapat kabar jika ambulans disuruh datang," kata Topin.

"Sempat caos mas, pasien-pasien itu kan banyak, jadi banyak yang nggak dapat tempat hingga di lantai-lantai. Banyak yang minta diprioritaskan dalam penanganan," sambung Topin.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan pecah usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10). Kerusuhan berawal saat ada sebagian penonton yang masuk ke lapangan. Aparat keamanan kemudian berusaha mendorong munduk suporter tersebut untuk kembali ke tribun.

Situasi di dalam stadion makin tak terkendali saat polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun. Penonton yang ada di tribun lantas berhamburan berusaha ingin keluar stadion. Di pintu keluar tribun penonton saling berdesakan, banyak yang tertindih dan terinjak-injak. Data terakhir dari Menko PMK menyebutkan, 125 orang tewas akibat kejadian tersebut.




(/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads