Sederet Faktor yang Melandasi Aremania Berencana Gugat Panpel

Sederet Faktor yang Melandasi Aremania Berencana Gugat Panpel

Tim detikJatim - detikJatim
Senin, 03 Okt 2022 19:29 WIB
Warga melihat kondisi Stadion Kanjuruhan dari balik pintu. Terlihat dinding Stadion yang dicoret untuk mengungkapkan rasa belasungkawa dengan bertuliskan Selamat Jalan Saudaraku.
Tragedi Kanjuruhan berujung Gugatan Aremania ke Panpel/ Foto: AFP via Getty Images/JUNI KRISWANTO
Malang -

Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka mendalam sepakbola Indonesia. Tak terkecuali bagi Aremania yang merasakan patah hati teramat dalam. Mereka pun bersiap melayangkan gugatan kepada panpel laga Arema FC vs Persebaya.

Menurut suporter Arema, harus ada yang bertanggung jawab atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Sabtu lalu (1/10). Sebab, ratusan nyawa melayang sia-sia.

"Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun itu namanya, Panpel atau siapa pun sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab," tegas salah satu perwakilan Aremania, Dersey saat aksi lilin keprihatinan di depan Stadion Gajayana, Minggu (2/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dersey mengaku telah berkonsultasi dengan penasihat hukum untuk menentukan langkah ke depan. Lalu, apa latar belakang Aremania ingin menggugat panpel? Simak penjelasannya yang telah dirangkum detikJatim berikut ini.

Pintu stadion yang terkunci picu korban jiwa

Salah satu suporter Arema asal Gresik, Muhammad Revo Septiyan (19) menjadi korban luka Tragedi Kanjuruhan. Faisal, ayah Revo menceritakan detik-detik tragedi nahas itu. Menurut dia, semua penonton di tribun 12 semburat, kocar-kacir menghindari gas air mata dan berusaha keluar stadion. Namun, pintu stadion terkunci.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, banyak suporter tak berdaya hingga akhirnya bertumbangan satu per satu. Banyak tubuh yang tergeletak di area tersebut, termasuk di tangga-tangga.

Polisi tembakkan gas air mata ke tribun

Faisal menambahkan, menurut pengakuan anaknya, polisi menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Banyak penonton yang berlarian menghindari kepulan asap. Mereka berusaha untuk mencari jalan keluar dari tribun.

"Menurut cerita teman-teman anak saya, saat kerusuhan terjadi polisi menembakkan beberapa kali gas air mata. Salah satunya ke tribun 12, tempat anak saya menonton pertandingan," kata Faisol, Minggu (2/10/2022).

Baca Dugaan Aktor Penggerak Kerusuhan di halaman selanjutnya

Dugaan aktor penggerak kerusuhan

Aremania yang berniat melayangkan gugatan menduga ada aktor di balik Tragedi Kanjuruhan. Mereka berharap hukum ditegakkan secara adil.

"Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kami betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang telah meninggal," kata Dersey.

Dirinya bersama Aremania yang lainnya akan melayangkan guguatan terhadap Panpel berkaitan dengan insiden itu. Dia mengatakan bahwa keberlangsungan pertandingan Arema FC vs Persebaya sepenuhnya ada di tangan panpel. Aparat keamanan hanya membantu mengamankan pertandingan.

"(Menggugat) Panpel, karena yang bertanggung jawab adalah Panpel. Pada pertandingan itu perangkat keamanan itu hanya sekedar back up yang diminta oleh Panpel," ungkapnya.

Singgung hanya satu pintu stadion yang terbuka

Menurut Dersey, panpel bertanggung jawab dari awal. Dia juga menyinggung soal pintu stadion yang cuma dibuka satu.

"Panpel yang bertanggung jawab mulai izin, keamanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa. Ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu, menurut informasi yang kami dapat, yang dibuka. Itu Panpel yang harus bertanggung jawab," lanjut Dersey.

Soal adanya dugaan pelanggaran penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Dersey mengaku telah melakukan kajian bersama penasihat hukum untuk mencari langkah hukum yang tepat.

"Itu kami kaji bersama penasihat hukum. Karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata. Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan agar siapa pelaku atau yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata harus diadili dan bertanggung jawab atas hilangnya nyawa dari saudara-saudara kami," ungkap Dersey.

Halaman 2 dari 2
(hse/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads