Akademi sepak bola milik Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso di Kota Malang menjadi sasaran aksi vandalisme. Mobil operasional dicoret-coret.
Akademi sepak bola ini, ASIFA, berada di Jalan Candi Panggung, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Aksi vandalisme terjadi pada Rabu (23/2) malam, setelah Arema FC kalah 0-1 dari Persebaya Surabaya.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, puluhan orang ramai-ramai datang ke ASIFA. "Ada kalau gak salah 50-an lah orang ke sini. Saya cuma lihat saja," katanya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (24/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria tersebut juga mengatakan, puluhan orang tersebut hanya berteriak-teriak saja. Mereka meneriakkan nama Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso.
"Terus yel-yel teriak saja. Dan gak ngerusak apa-apa. Sembari meneriakkan yel-yel," imbuhnya.
Mereka juga memasang spanduk dan mencoret beberapa fasilitas milik ASIFA. Salah satunya kendaraan operasional. "Cuma nulis saja ke mobil dan pasang spanduk," tuturnya.
Spanduk berisi kekecewaan kepada Aji Santoso itu masih terpasang di depan ASIFA hingga kemarin siang. Pada tembok akademi sepak bola itu juga tertulis 'AJI PENGHIANAT!!'. Juga ada spanduk foto Aji yang dicoret dengan huruf X.
Direktur ASIFA, Nuzulkifli membenarkan kejadian itu. Ia mengetahui ada sekelompok orang datang, berdasarkan laporan dari pihak asrama. Pihaknya tidak melapor ke polisi.
"Iya setengah dua (pagi) tadi baru dapat laporan. Bukan penyerbuan ya cuma yel-yel saja," ungkapnya terpisah.
Media Officer Arema FC, Sudarmaji mengatakan, pihaknya memahami kekalahan skuad Singo Edan dari Persebaya membuat Aremania kecewa.
"Tapi seharusnya bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif, apalagi sampai destruktif," ungkap Sudarmaji kepada wartawan.
Sudarmaji juga menjelaskan, pascaaksi vandalisme oknum suporter tersebut, Manajer Interim Arema FC Ali Rifky langsung berkomunikasi dengan Aji Santoso dan Manajer Persebaya Surabaya.
Dalam komunikasi tersebut, kata Sudarmaji, Ali menyampaikan permintaan maaf atas reaksi oknum suporter yang berlebihan. "Dan Mas Ali langsung bertindak cepat dengan melakukan perbaikan mobil milik ASIFA (Akademi Sepak Bola Aji Santoso)," ungkap Sudarmaji.
Sudarmaji berharap kejadian serupa tak kembali terulang. Ia menegaskan, rivalitas hanya 90 menit saat pertandingan berlangsung.
"Dan tanpa merugikan orang lain harus selalu dikampanyekan, rivalitas hanya 90 menit dengan kualitas, taktik, dan strategi, kalah menang seri itu hasil yang biasa terjadi dalam sepak bola," terangnya.
Pihaknya juga meminta Aremania tetap menjaga kondusivitas Malang Raya. Tetap berdoa dan mendukung Arema FC menjadi juara Liga 1.
"Mohon nawak-nawak tetap lanjutkan doa dan dukungannya untuk Singo Edan agar kita semua diberi kemudahan dan keberuntungan serta kelancaran meraih juara," harapnya.
Pentolan Aremania, Achmad Ghozali menyesalkan aksi vandalisme tersebut. Terlebih, ia sudah berkoordinasi dengan suporter Arema FC agar tak terprovokasi soal hasil akhir pertandingan. Terutama soal psywar yang beredar di media sosial.
"Saya sudah sampaikan jangan sampai terprovokasi. Kami sudah sampaikan. Kami menyayangkan peristiwa itu (aksi vandalisme). Saya harap tidak terulang lagi," kata Ghozali kepada wartawan.
Ghozali mengaku belum mengetahui secara persis apakah vandalisme itu dilakukan oleh oknum suporter. "Itu yang melakukan oknum Aremania yang mana ini, ini masih dicari. Intinya kami menyayangkan kejadian itu semoga ini kejadian terakhir, gak ada kejadian berikutnya," terangnya.
Ia juga menjelaskan soal sportivitas yang wajib dijunjung tinggi Aremania. Ia menyesalkan aksi vandalisme tersebut.
"Saya sudah komunikasikan jauh-jauh hari kalah menang sudah biasa tapi jangan mencederai sportivitas. Kalau ada teman-teman yang melakukan itu ya itu bentuk kekecewaan oknum suporter kayaknya. Namun kami menyayangkan aksi spontanitas dari oknum tersebut," pungkasnya.
(sun/sun)