Saat ini peran generasi muda dinilai kurang aktif dalam perhelatan pesta demokrasi. Mereka pun didorong untuk lebih kritis dalam menentukan arah pilihan di Pilkada serentak 2024.
Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani menilai penyebab Gen-Z dan milenial saat ini dianggap seperti acuh tak acuh dengan hiruk pikuk politik.
Hal itu lantaran kurang adanya ruang diskusi yang melibatkan para generasi muda. Ketika sudah diberi ruang diskusi, mereka menunjukkan sikap antusias dan kritis dengan memberi banyak pertanyaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin generasi muda memahami kondisi politik di Kota Malang dan meresponsnya dengan referensi serta perspektif yang luas. Mereka harus mampu menentukan siapa pemimpin yang layak memimpin lima tahun ke depan," ujar Amithya juga politikus muda dari PDI Perjuangan, Jumat (22/11/2024).
Ruang diskusi pun digelar Amithya dengan melibatkan anak-anak muda dari berbagai latar belakang, tanpa membatasi komunitas tertentu.
Generasi muda dengan rentang usia 25 tahun. Mereka diundang untuk mendengar pandangan langsung politisi muda PDI Perjuangan Arya Seno Bagaskoro untuk berbagi pengalaman soal politik di usia muda.
Aryo, yang sebelumnya sempat menjadi Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 lalu.
"Anak muda perlu memahami bahwa dunia politik bukan sekadar apatisme atau ketidakpedulian. Dengan sebuau forum diskusi, mereka diajak untuk berdialog dan mengungkapkan gagasan mereka secara langsung, sesuatu yang tidak bisa ditemukan di media sosial," kata Amithya.
Amithya menegaskan, bahwa ruang diskusi juga diharapkan memberikan 'insight' atau pemahaman lebih dalam mengenai sosok-sosok pemimpin, khususnya yang pro dengan kebutuhan muda-mudi baik di Kota Malang maupun skala Jawa Timur.
Sementara Aryo Seno Bagaskoro menyatakan, bahwa aspirasi dari anak-anak muda sangat vital untuk di diskusikan dan disampaikan terus menerus.
'Saat ini Indonesia mengadakan pemilihan serentak kepala daerah. Baik walikota, bupati, dan gubernur dan wakil-wakilnya. Jangan lewatkan kesempatan untuk diam saja dan tidak memilih," kata Aryo.
Aryo menambahkan, perlu para generasi muda memahami visi misi sedalam mungkin dari seluruh calon yang maju di Pilkada serentak 2024.
Menurut Aryo, ruang-ruang terbuka untuk diskusi bisa menjadi media penting memahami apa yang dibawa calon-calon kepala daerah sehingga muda-mudi bisa menyelaraskan apa yang diinginkan dari seorang pemimpin.
Pasalnya, pemimpin yang akan terpilih akan menentukan nasib kaum muda-mudi lima tahun ke depan.
"Pahami yang akan dipilih. Pesta demokrasi ini menentukan nasib pembangunan kedepan," pungkas Aryo.
(abq/fat)