Debat pamungkas Pilgub Jatim 2024 segera digelar. Rencananya, debat akan digelar pada Senin (18/11/2024). Bagaimana hitung-hitungan pengamat soal peluang tiga srikandi di Pilgub Jatim?
Pengamat Politik dari Universitas Brawijaya Taufik Akbar memprediksi, persoalan infrastruktur hingga Jatim sebagai episentrum ekonomi, jadi pembahasan menarik.
"Debat pamungkas nanti Pilgub Jatim itu mungkin akan berkisar pada infrastruktur dan terutama soal Jawa Timur sebagai episentrum ekonomi di kawasan Indonesia Timur," ujar Taufik Akbar saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu, (17/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufik menyebut masing-masing calon akan mempersiapkan bahan untuk debat pamungkas besok. Oleh karena itu, srikandi Jawa Timur sedikit banyak akan belajar untuk mempersiapkan.
"Pasti semuanya akan mempersiapkan bahan untuk debat. Jadi pasti akan belajar, dan mungkin Bu Khofifah akan sama polanya, yaitu memaparkan capaian-capaiannya selama 5 tahun ke belakang," urainya.
Terkait dengan paslon yang berpotensi unggul, Dosen Ilmu Politik UB itu mengingatkan untuk selalu melihatnya dari perspektif masyarakat Jawa Timur. Ia khawatir, potongan-potongan video narasi debat yang beredar luas di media sosial, justru dapat membentuk pandangan yang berbeda di kalangan pemilih.
"Saling sindir juga mungkin ada di debat besok. Kan sebelumnya juga ada begitu (sindiran) saat paslon 01 membacakan data yang dia bawa," sebut Taufik.
Pada survei Litbang Kompas, Taufik lebih menyoroti pada undecided voters sebesar 22,8%. Sehingga, ia pun membandingkan dengan hasil rilis survei sebelumnya yang mana undecided voters tidak sampai menyentuh angka puluhan persen.
"Survei itu juga saya terima, kalau saya lihat besar sekali undecided voters-nya. Berbeda dengan rilis survei sebelumnya, tidak sampai puluhan. Kalau angka 20 persen lebih ini, bisa dipakai sebagai ceruk untuk meningkatkan elektabilitas," urainya.
"Dari undecided voters yang cukup banyak itu, masing-masing pasangan calon akan mencari angka dari 20 persen itu. Jika kita bagi 20 persen ke tiga paslon, dibagi rata misalnya, tentu Khofifah masih akan unggul dari survei hari ini (Litbang Kompas)," sambungnya.
Lebih jauh, Taufik menyoroti kedatangan Megawati ke Surabaya yang disinyalir dapat meningkatkan suara pemilih maupun elektabilitas Risma-Gus Hans.
"Dari kedatangan itu, jika melihat peta politik di Jatim. Korelasi partai dan ketokohan biasanya tidak linier, apakah berpengaruh? (Bu Mega datang ke Surabaya), saya rasa tidak. Mungkin kedatangan kemarin hanya sebagai konsolidasi," tambah dia.
Tapi, apakah kedatangan Megawati bisa meningkatkan elektabilitas Risma-Gus Hans?
"Saya rasa tidak berpengaruh, apalagi dalam jangka waktu pendek, sekitar kurang dari 10 hari. Tentu akan susah untuk mengejar elektabilitas petahana. Apalagi dengan approval rating yang dimiliki mereka (Khofifah-Emil) cukup tinggi," ucapnya.
Mengenai peluang Luluk-Lukman, perolehan kursi DPRD Jawa Timur yang didominasi oleh PKB memberikan indikasi kuat. Bahkan, saat pendaftaran Calon Gubernur, PKB seakan-akan mendapatkan tiket emas untuk maju sendiri.
"Apakah berkorelasi? tidak, kompetisi Pilgub ini pada ketokohannya. Dalam survei yang beredar di media, masyarakat akan memilih Gubernur yang punya pengalaman, merakyat dan jujur," terangnya.
"Lalu, jika melihat pada perkembangan pola lembaga survei untuk Pilgub Jatim sendiri, dapat diartikan potensi Khofifah-Emil akan unggul dibandingkan kedua paslon," sambungnya.
Beberapa waktu lalu, Luluk-Lukman juga telah memperoleh restu oleh Ma'ruf Amin saat datang ke Surabaya. Menurutnya, meski KH Ma'ruf merapatkan barisan bersama dengan PKB, ia mengira akan sulit untuk mendongkrak elektabilitas.
"Saya rasa tidak akan bisa mendongkrak (dari kedatangan KH Ma'ruf Amin). Karena tidak punya pengaruh besar untuk mengerek elektabilitas Luluk yang dalam tanda kutip bisa dikatakan jauh dari dua paslon lainnya," pungkas Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya itu.
(hil/iwd)