Debat kedua Pilbup Blitar dihentikan oleh KPU Kabupaten Blitar. Ini diputuskan setelah hujan interupsi dan teriakan salah satu pendukung paslon yang menilai paslon lain diduga membawa lembar sontekan. Paslon 01 Rijanto-Beky buka suara mengenai itu.
Jubir Paslon 01 Rijanto-Beky, Argo Wahyu Jati Kusumo membenarkan debat kedua yang digelar KPU Blitar dihentikan. Selain hujan interupsi, debat itu tidak berjalan dengan baik karena tidak adanya titik temu antara kedua paslon saat mediasi.
"Iya (karena) mediasi tidak ada titik temu. Kemudian KPU menghentikan debat. Jadi kami tidak walk out, tapi kami meninggalkan ruangan setelah KPU mengakhiri debat," katanya saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (5/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Argo, masing-masing Liaison Officer (LO) baik dari paslon 01 maupun dari paslon 02 sempat berkoordinasi dengan KPU Kabupaten sebelum pelaksanaan debat kedua.
![]() |
Dalam koordinasi itu sempat terjadi deadlock tapi diakhiri kesepakatan masing-masing paslon boleh membawa lembar catatan atau contekan yang berisi visi misi paslon, bukan catatan lainnya.
Argo juga menegaskan bahwa moderator debat telah menyampaikan bahwa paslon dilarang membawa tablet, handphone, buku materi atau bank data, dan earphone. Namun, saat debat berlangsung paslon 02 diduga tetap membawa dan membaca lembar catatan.
"Dari hasil kesepakatan, selain visi misi tidak boleh dibawa. Nah tapi yang menjadi persoalan adalah mereka (paslon 2) tetap membawa catatan di luar konteks yang telah disepakati. Artinya mereka melanggar kesepakatan bersama KPU," jelasnya.
Argo mengaku tidak bisa menyebutkan pihaknya dirugikan atau tidak dalam acara debat tersebut. Dia mengatakan hal itu bisa dinilai sendiri oleh masyarakat. Selain itu, paslon 01 juga berharap debat terakhir akan berlangsung sesuai jadwal.
"Kalau merugikan atau tidak biar masyarakat yang menilai. Tapi tujuan paslon 1 adalah mengikuti aturan dan kesepakatan yang sudah ada. Yang jelas kami ingin menyampaikan visi misi yang orisinal dan gagasan dari permasalahan di setiap wilayah," ujarnya.
(dpe/iwd)