Seorang pencinta alam yang diketahui bernama Alaika Nugraha Abdillah (30) ditemukan meninggal di Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto. Dia ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan.
Penyebab tewasnya pencinta alam asal Desa Ketapang, Susukan, Semarang ini masih diselidiki polisi. Kapolsek Pacet AKP Agus Setiawan menjelaskan mayat Alaika pertama kali ditemukan oleh petugas Tahura R Soerjo sekitar pukul 09.00 WIB.
"Kondisi jenazah sudah kaku, tapi belum membusuk," kata Agus kepada wartawan, Minggu (3/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa korban ditemukan dalam keadaan telentang di hutan memakai jaket hitam dan celana pendek warna krem. Beberapa ekor tawon mengerubungi wajahnya.
Sekitar 2 meter dari jasad Alaika ditemukan berbagai barang miliknya. Mulai dari sajadah, jas hujan plastik warna kuning, tas ransel, peralatan masak air, kopi saset, rokok dan tembakau, 2 botol air dan teh, ponsel, serta dompet berisi KTP dan kartu ATM.
Selain itu ada pula ranting pohon kering yang diduga dikumpulkan korban di lokasi untuk api unggun. Namun, ranting-ranting itu belum sempat dibakar. Pada punggung korban terdapat 3 titik bercak kemerahan.
"Dompetnya tidak ada uangnya. Tidak ada kendaraan maupun tenda di lokasi," kata Agus.
Berdasarkan keterangan dari warga sekitar, Alaika sempat terlihat berjalan kaki sendirian dari arah Cangar, Kota Batu menuju ke Pacet, Mojokerto sekitar 3 hari lalu.
Jenazah Alika telah dievakuasi ke RS Sumberglagah, Pacet, Mojokerto untuk divisum. Agus menambahkan, pencinta alam asal Semarang ini diduga tewas karena kedinginan dan kelaparan. Karena kondisi perutnya kosong.
"Bisa juga dia saat dia mencari ranting, diserang tawon, terjatuh. Kemungkinan lainnya karena kedinginan, kondisi perutnya kosong," tandasnya.
(dpe/iwd)