Dalam segmen kelima Debat Publik kedua Pilgub Jatim 2024, Cawagub Jatim Nomor urut 1 Lukmanul Khakim diberi kesempatan untuk bertanya setelah memilih gambar ikon pariwisata. Dia diberi kesempatan bertanya kepada Cawagub Jatim nomor urut 2 Gus Hans.
"Selama ini inovasi tata kelola pemerintah di Jatim sudah bagus atau perlu diperbaiki lagi?" Tanya Lukman kepada Gus Hans, Minggu (3/11/2024).
Menanggapi pertanyaan tersebut, Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans langsung pasang jurus untuk menepis pertanyaan dari Cawagub pendamping Luluk Nur Hamidah itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak terpancing untuk menjawab, karena yang saya pikirkan masa depan tidak usah melihat yang belakang-belakang. Apa bedanya mesin dengan orang? Orang yang dilihat itu inovasinya. Harus ada transparansi, dan paling penting akuntabilitasnya. Awali dari diri sendiri dulu. Birokrasi sebaik apapun tidak akan berjalan baik tanpa top leader yang baik," ujarnya.
Menanggapi jawaban Gus Hans, Lukman akhirnya menyebutkan bahwa birokrasi Pemprov Jatim masih banyak yang perlu dikoreksi. Dia pun menyampaikan tentang inovasi yang akan dia lakukan.
"Tentu kita tahu bahwa birokrasi selama ini masih banyak yang harus dikoreksi. Saya bersama mbak Luluk menyiapkan birokrasi digital. Selama ini ada 423 aplikasi di Jatim, kami sederhanakan 1 aplikasi saja untuk melayani masyarakat di Jawa Timur. Kami ingin birokrasi digital berjalan dengan baik. Semua kedinasan, pendidikan, kesehatan ada di situ tinggal 1 klik semua beres," ujarnya.
Emil Dardak diminta menanggapi pertanyaan maupun jawaban dari Lukmanul Khakim dan jawaban dari Gus Hans. Dia sebutkan bahwa Lukman terlambat soal menyatukan layanan digital di Jawa Timur.
"Mas Lukman telat. Sudah di-launching Maja Digi, Majapahit Digital. Ini adalah aplikasi yang menyatukan semua aplikasi digital bagi masyarakat. Soal inovasi, coba ditanya ke Menpan RB dan Mendagri. Jawa Timur sudah mendapat skor provinsi paling inovatif di Indonesia dalam hal pelayanan," kata Emil.
Tema debat kedua Pilgub Jatim 2024 ini adalah 'Tata Kelola Pemerintah yang Efektif dan Inovatif Serta Pelayanan Publik Yang Inklusif'. Tema besar ini terbagi dalam 8 sub tema. Pertama soal 'Budaya dan Birokrasi Modern', kedua soal Inovasi Tata Kelola Pemerintahan.
Selanjutnya, sub tema ketiga adalah 'Pelayanan Publik Transparan, Inklusif, dan Berkeadilan', lalu 'Partisipasi Publik dan Pemberdayaan Masyarakat', kemudian 'Harmonisasi Produk Hukum Daerah dan Meaningful Participation'.
Kemudian, sub tema keenam adalah 'Optimalisasi Kewenangan Melalui Komunikasi dengan Pemerintahan Pusat dan Daerah', lalu 'Tata Kelola yang Menghargai dan Melindungi Keberagaman', serta terakhir 'Mitigasi Bencana dan Bantuan Sosial yang Berkeadilan'.
Simak dan saksikan momen Debat Pilgub Jatim 2024 di sini. Ikuti pemberitaan seputar Pilkada Jatim di sini atau di sini.
Tidak seperti debat perdana, jumlah pendukung masing-masing paslon kali ini dibatasi 100 orang. Pada debat perdana, batas maksimal pendukung untuk masing-masing paslon yang diizinkan masuk ke venue debat mencapai 150 orang.
Durasi waktu juga berbeda dibandingkan dengan debat pertama. KPU Jatim melakukan evaluasi bahwa durasi waktu untuk penyampaian visi-misi dinilai terlalu singkat. KPU pun menambah durasi untuk sesi itu.
"Durasi waktu yang kami evaluasi soal visi-misi dapat masukan dari masing-masing paslon, sesi awal penyampaian visi-misi debat pertama dirasa minim kali ini kami longgarkan," ujar Ketua KPU Jatim Aang Kunaefi.
Terkait kostum debat, Aang mengatakan pada deba kedua ini tidak ada tema khusus. KPU membebaskan paslon menggunakan kostum sesuai dengan selera masing-masing. Sedangkan pada debat perdana, tema kostumnya yakni baju adat Jawa Timuran.
Sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU Jatim, debat Pilgub Jatim akan digelar 3 kali. Tiga paslon dengan cagub sama-sama perempuan mengikuti debat, yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Luluk-Lukmanul nomor urut 1 diusung PKB. Khofifah-Emil nomor urut 2 diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Gelora, PBB, PRIMA, Garuda, dan PKN. Terakhir nomor 3, Risma dan Gus Hans diusung PDIP, Hanura, dan Partai Ummat.
(dpe/iwd)