Debat publik perdana Calon Wakil Bupati Bojonegoro yang digelar Sabtu (19/10) malam dibubarkan. Salah satu paslon dianggap berbuat ricuh dan menyalahi aturan debat. Mengenai kericuhan ini KPU Jatim buka suara.
Seperti diketahui, dalam Pilbup Bojonegoro 2024 ada 2 paslon. Yakni paslon nomor urut 1 Teguh Haryono-Farida Hidayati, dan paslon nomor urut 2 Setyo Wahono-Nurul Azizah.
Komisioner KPU Jatim Divisi Teknis Choirul Umam membeberkan Peraturan KPU (PKPU) terkait debat publik di Pilkada serentak 2024. Debat harus digelar berpasangan, yakni antar-pasangan calon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketentuannya antarpasangan calon," kata Umam, Senin (21/10/2024).
Jika ingin mempertemukan antara cabup atau antara cawabup, Umam menyarankan hal itu bisa dilakukan di tiap segmen atau sesi. Seperti halnya yang dilakukan KPU Jatim saat menggelar debat publik paslon Gubernur-Wakil Gubernur Jatim 2024.
"Harusnya bisa diatur dalam masing-masing segmen dalam setiap debat tanpa harus memisahkan calon," katanya.
Atas kejadian ini, kata Umam, pihaknya mengakui sudah berkomunikasi dengan KPU Bojonegoro. Komunikasi itu terkait dengan koordinasi hingga evaluasi. Namun sayangnya, dia belum menyampaikan lebih lanjut tentang hasil komunikasi itu.
"Kami sudah komunikasi," pungkasnya.
Dilihat dari YouTube KPU Bojonegoro, acara dibuka moderator dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan sambutan dari Ketua KPU Bojonegoro, Robby Adi Perwira. Ketua KPU Bojonegoro menyebut tema debat perdana yakni "Tata Kelola Lahan dan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan".
Tim panelis debat yakni Ketua BPJS Watch Jatim, Arif Supriyono; Direktur IDFoS Indonesia, Dr Joko Hadi Purnomo; Dosen Universitas 17 Agustus Surabaya, Jarot Hermawansyah; Dosen Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, Dr Mamluatun Ni'mah; Dosen Universitas Trunojoyo Madura, Fauzin.
Lalu moderator meminta perwakilan panelis ke panggung bersama Ketua KPU Bojonegoro untuk serah terima amplop coklat berisi pertanyaan. Penyerahan ditunjukkan di depan peserta dan undangan yang hadir.
Amplop pertanyaan langsung diberikan ke moderator dilanjutkan mendengarkan tata tertib yang harus ditaati calon sebelum debat. Selanjutnya moderator memanggil calon bupati Bojonegoro 2024 yakni cawabup nomor urut 1 Farida Hidayati dan cawabup nomor urut 2 Nurul Azizah ke atas panggung.
Moderator pun mempersilakan Farida Hidayati untuk lebih dulu menyampaikan visi-misi kemudian dilanjutkan oleh Nurul Azizah. Namun, Farida bukannya menjelaskan visi misi, dia justru menjelaskan soal keputusan KPU Bojonegoro tentang debat pilbup.
"Perlu kami jelaskan di awal bahwa kami mengikuti keputusan KPU No 13 63 yang diterbitkan 23 September 2024 dan SK KPU Bojonegoro No 15 29 yang diterbitkan 24 September 2024 yang menyatakan debat dilakukan oleh pasangan calon. Untuk itu kami satu kesatuan calon bupati dan calon wakil bupati adalah satu kesatuan, maka saya akan memanggil pasangan saya. Beliau garda terdepan pemenangan bupati Bojonegoro Teguh Haryono," jelas Farida.
Saat itu juga, calon bupati Teguh Haryono ke panggung dan langsung mengambil mic dan mulai menyampaikan orasi. Moderator yang saat itu berada di panggung berusaha menghentikan aksi Teguh namun tidak dihiraukan.
"Permisi, mohon interupsi. Bapak mohon izin. Mohon maaf bapak, interupsi. Debat tidak bisa kita lanjutkan sampai bapak Ir Teguh Haryono MBA turun ke panggung. Mohon tenang hadirin, mohon tenang. Mohon izin bapak, sesuai dengan ketentuan, mohon izin bapak. Sesuai ketentuan KPU, debat kali ini khusus calon bupati, jadi ini tidak bisa kami terima," jelas moderator berkali-kali.
Tampak Cawabup lawan atau nomor 2 Nurul Azizah cengar cengir di panggung melihat aksi cabup dan cawabup nomor urut 1 dan moderator. Sejurus kemudian, acara debat perdana itu tidak dilanjutkan.
Hingga saat ini, Ketua KPU Bojonegoro Robby Adi Perwira belum bisa dihubungi mengenai debat perdana yang gagal dilakukan. Bawaslu Bojonegoro sendiri berencana akan memberikan rekomendasi kepada KPU agar kejadian di debat pilbup perdana tidak terulang lagi.
(dpe/iwd)