Calon Gubernur Jatim Nomor Urut 3 Tri Rismaharini merespons pernyataan Dinas Pendidikan Jatim soal SPP SMA/SMK di Jatim yang sudah gratis. Bukan cuma SPP, bila dirinya terpilih sebagai Gubernur Jatim Risma juga ingin buku dan LKS untuk semua siswa SMA/SMK baik negeri mauapun swasta juga gratis.
Saat konferensi pers dengan media usai deklarasi dukungan Relawan Barisan Rakyat Indonesia Maju (BRIM) 08 perwakilan Jawa Timur, dia mencontohkan program sekolah gratis untuk SMA/SMK di Surabaya yang pernah dia inisiasi saat menjabat sebagai wali kota.
"Program pendidikan gratis sudah saya lakukan sejak di Surabaya menjadi wali kota hingga tahun 2017, saat itu kan SMA yang sudah gratis. Saat jadi Menteri Sosial itu pas pulang banyak sekali surat masuk karena warga tidak bisa membayar sekolah," kata Risma, Selasa (24/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma mengatakan surat yang masuk itu berisi rincian dana yang harus dilunasi. Sang pengirim sampai meminta agar dirinya membantu melunasi pembayaran sekolah itu. Bahkan ada yang memintanya membantu biaya untuk menebus ijazah agar bisa lulus dari sekolah.
"Karena itu saya berharap jadi yang gratis tidak hanya SPP saja tetapi juga buku-buku seperti LKS dan lain sebagainya. Kita nggak bisa pemerintah itu cuma sekolah negeri. Swasta pun harus diperhatikan. Saat menjadi wali kota saya selalu punya data usia anak-anak mau masuk sekolah masing-masing jenjang," tegasnya.
"Awal tahun, saya punya data berapa jumlah anak yang akan masuk SD setiap tahun. Jadi saya tahu oh rayon ini kurang, jumlah kelasnya, itu sudah di compare, dihitung beserta swasta. Ini juga akan di-compare dengan pondok pesantren dan sekolah keagamaan lain. Sebetulnya, di situ bisa menampung berapa, jika tidak mencukupi memang sisanya akan saya serahkan ke sekolah negeri," katanya.
Risma berharap di sekolah negeri apabila ada ketidakcukupan ruang dirinya bisa menambahkan kelas. Jika memang tambahan kelas masih tidak memungkinkan Risma akan memakai sistem dua sif.
"Nah misalnya tahun ini kita bangunkan ruang kelas, sehingga tahun depan akan bisa terpenuhi. Jadi mereka kebutuhannya apa? Termasuk untuk kebutuhan guru baik di sekolah negeri, swasta, maupun pondok pesantren" urainya.
"Kita nggak bisa hanya memperhatikan sekolah negeri saja, karena semuanya turut andil dalam membangun sumber daya manusia anak bangsa," tandasnya.
(dpe/iwd)