Pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati Sidoarjo sudah tuntas. Ada 2 paslon yang mendaftar maju Pilbup Sidoarjo 2024 ke KPU Sidoarjo. Apakah 2 paslon itu merupakan sosok yang dibutuhkan warga Sidoarjo?
Dua paslon itu adalah Subandi-Mimik Idayana yang diusung Gerindra, Demokrat, dan Golkar serta Achmad Amir Aslichin (Iin)-Edy Widodo yang diusung PKB, PDIP, PAN, Nasdem, PPP, PKS, dan PSI.
Pengamat politik Surokim Abdussalam menilai pertarungan Pilkada Sidoarjo tahun ini unik. Surokim menyoroti sejumlah hal mulai dari karakteristik masyarakat dalam pilihan politik hingga sosok pemimpin harapan warga Sidoarjo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama Surokim menilai bahwa Sidoarjo selama ini sangat didominasi kekuatan tradisional hijau. Sehingga dukungan pemilih nahdliyin dan partai hijau seperti PKB relatif menentukan dalam kontestasi Pilkada Sidoarjo.
"PKB akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat Sidoarjo yang didominasi oleh pemilih pedesaan dan masyarakat pertengahan kota desa (prismatik)," ujar Surokim saat dihubungi detikJatim, Senin (2/9/2024).
Sayangnya, Subandi yang sempat menjabat Ketua DPC PKB Sidoarjo justru maju tanpa dukungan dari partai hijau. Dukungan dari PKB justru mengarah ke Achmad Amir Aslihin atau Mas Iin yang juga merupakan salah satu kadernya.
"Maka ketika Subandi meninggalkan PKB tentu itu bisa merugikan, tetapi masih bisa menguatkan dukungan elektoral dengan penguatan patron tokoh masyarakat dan kiai nahdliyin. Saya pikir itu harus segera dilakukan, sebab bagaimana pun suara ini yang menentukan," tutur Surokim.
Namun di sisi lain, Iin juga dihadapkan dengan fakta latar belakang keluarga yang memiliki sejarah terlibat dalam kasus korupsi. Iin adalah anak dari Saiful Ilah, Bupati Sidoarjo 2 periode 2010-2015 dan 2016-2021 yang turut menambah catatan korupsi di Sidoarjo.
"Maka Iin akan kesulitan membangun branding antikorupsi. Namun basis pemilih tradisional Sidoarjo kecenderungannya sepertinya masih akan setia kepada keluarganya yang punya relasi kuasa ekonomi politik mengakar di wilayah rural pedesaan," kata Surokim.
Terkait seperti apa sosok bupati yang diharapkan masyarakat Sidoarjo? Surokim menilai masyarakat butuh profil calon yang bisa menjadi antitesa dari profil 3 bupati sebelumnya yang terjerat korupsi.
"Para paslon harus membangun branding dan citra yang kuat untuk bersih dan tidak terlibat korupsi. Selain itu juga menguatkan citra sebagai pemimpin daerah yang religius moderat," terangnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Sidoarjo membutuhkan pemimpin yang inovatif dan berprestasi.
"Tentu saja juga harus dilengkapi dengan kapasitas, kompetensi, kapabilitas pemimpin daerah yang agresif, sat set, hingga prestatif dan inovatif dengan semangat muda terbarukan," pungkasnya.
(dpe/dpe)