Eri Cahyadi ziarah ke makam ayahnya Urip Suwondo dan ayah mertuanya Dadang Djumena di TPU Tembok Gede, Bubutan, sebelum mendaftar Pilwali Surabaya di KPU. Ia dan istrinya, Rini Indriani tak kuasa menahan tangis, karena pendaftaran tahun ini tak lagi didampingi kedua almarhum.
Pasangan Eri dan Armuji daftar ke KPU Surabaya sebagai Bakal Calon Wali Kota dan Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya. Keduanya naik becak dari Kantor DPC PDIP Surabaya menuju Kantor KPU Surabaya.
"Abah adalah pahlawan bagi kami. Hal-hal sederhana yang dilakukan beliau berdua memiliki makna dan arti besar bagi kami," kata Eri, Rabu (28/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sosok ayah yang telah berpulang itu memberikan banyak inspirasi dalam kehidupannya. Khususnya, menanamkan sikap pantang menyerah dan selalu mengikhtiarkan kebaikan bagi lebih banyak orang.
Selama hidupnya, sang ayah dirasa tak pernah mengeluh meski banyak beban yang harus ditanggung. Ayahnya juga menjadi sosok bertanggung jawab dan menjaga keluarga.
"Saya sudah janji ke abah untuk berusaha menjadi wali kota yang baik, yang ingat rakyat, agar bisa menerangi makam abah," ujarnya.
"Pilkada Surabaya 2020, beliau meyakinkan kami bahwa setiap manusia harus siap menerima takdir Allah. Tak ada yang bisa menampik rencana Tuhan. Kehidupan adalah perjalanan panjang, dan memimpin kota ini sesungguhnya satu dari ribuan langkah pengabdian sebagai manusia di muka bumi, sebelum Tuhan memanggil pulang," tambahnya.
Setelah ziarah, Eri menuju rumah ibunya Mas Ayu Esa Aisyah dan ibu mertua Suparni untuk meminta restu. Ibunya lah yang meyakinkannya untuk maju menjadi Wali Kota Surabaya.
Sebelum berangkat, ibundanya mengiringi Eri dengan doa dan selawat. Hal inilah yang akan menjaganya tetap dalam keberkahan dan keselamatan selama memimpin Surabaya.
(irb/hil)